Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi, baru-baru ini, dikabarkan buka suara soal polemik tweet yang ia unggah beberapa waktu lalu.
Lewat tweetnya pada 2 Desember 2018, Osama menyatakan dalam aksara Arab tentang "Aksi massa yang menggelar protes pembakaran bendera tauhid oleh organisasi sesat atau menyimpang."
Tweet itu, yang mengangkat perihal kasus pembakaran bendera tauhid dalam perayaan hari santri di Garut pada 22 Oktober 2018, menuai respons keras dari Gerakan Pemuda Ansor, organisasi kepemudaan sayap Nahdlatul Ulama (NU).
Ormas itu bahkan menggelar konferensi pers yang memprotes cuitan tersebut dan melayangkan surat permohonan kepada Kementerian Luar Negeri RI untuk memberikan 'korespondensi' diplomatik kepada dubes Saudi.
"GP Ansor sebagai penganut Ahlu sunnah wal jamaah mengharapkan klarifikasi Yang Mulia Duta Besar Arab Saudi atas unggahan perkataannya di media sosial," ucap Ketua Umum GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas dalam surat yang ditujukan kepada Kementerian Luar Negeri, Senin 3 Desember 2018.
Baca Juga
Advertisement
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, pada 5 November 2018, merespons dengan menjelaskan bahwa "Menlu RI dan Menlu Saudi telah berkomunikasi" perihal hal tersebut.
Kemlu RI juga telah "melakukan pemanggilan terhadap perwakilan kedubes Saudi" pada 3 Desember. Osama tidak hadir, karena pada saat itu tengah berada di luar negeri.
Dalam pemanggilan itu, Kemlu RI menjelaskan, yang disampaikan oleh Osama seperti yang ada dalam akun sosial media-nya, "tidak sesuai dengan prinsip hubungan diplomatik."
Dubes Saudi Meminta Maaf?
Pada 12 Desember 2018, beredar rekaman suara Dubes Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah di sejumlah media sosial, yang menyatakan permohonan maaf atas cuitannya yang menimbulkan polemik.
Permohonan maaf itu, kabarnya ia sampaikan lewat putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid
Berikut pernyataan dari Osama --menggunakan Bahasa Inggris yang telah diterjemahkan-- dalam rekaman yang beredar tersebut:
Terima kasih yang sebanyak-banyaknya
Saya cinta rakyat Indonesia
Saya menghargai NU, Muhammadiyah, dan semua organisasi Islam
Seseorang mencoba menghancurkan hubungan baik antara saya dengan Nahdlatul Ulama, antara saya dengan rakyat Indonesia
Sampaikan salam hangat kepada saudari saya
Insha Allah saya akan kembali minggu depan untuk menyelesaikan semuanya.
Liputan6.com telah mencoba mengonfirmasi perihal rekaman suara itu kepada Kedutaan Arab Saudi di Jakarta.
"Belum ada pernyataan resmi dari kedutaan, Mas," kata seorang staf media Kedutaan Arab Saudi saat dihubungi Liputan6.com pada 13 Oktober 2018.