Jokowi Target Penerima PKH 2020 Naik 50 Persen Jadi 15 Juta Keluarga

Menteri Sosial membantah kenaikan itu sebagai upaya Jokowi mendulang suara di Pilpres 2019.

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Des 2018, 14:22 WIB
Presiden Joko Widodo bersama Iriana Jokowi saat sosialisasi Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2019 di Gelanggang Remaja, Jakarta, Senin (3/12). Jokowi berharap penambahan PKH bisa digunakan sebaik-baiknya bagi keluarga. (Liputan6 com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi menargetkan jumlah penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) meningkat 50 persen pada 2020. Penerima PKH dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada 2017 hanya 6 juta keluarga, sementara di 2018 menjadi 10 juta keluarga.

"Di 2020, saya ingin agar yang masuk dalam kotak keluarga miskin kurang lebih 15,6 juta. Semuanya harus dapat PKH," kata Jokowi saat memberikan pengarahan dalam rangka Jambore Sumber Daya Program Keluarga Harapan Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (13/12/2018).

Anggaran untuk PKH yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 mencapai Rp 34 trilun. Anggaran ini naik hampir dua kali lipat dibanding tahun 2018 sebesar Rp 19 triliun.

Jokowi menyebut, kenaikan anggaran bantuan sosial ini guna menekan tingkat kemiskinan yang masih di atas 9 persen. Oleh karena itu, dia meminta penggunaan dana PKH harus tepat sasaran.

"Pastikan bahwa bantuan sampai ke penerima manfaat penting sekali. Ini adalah tugas bapak ibu," ujar Jokowi.

 


Bukan Upaya Dulang Dukungan

Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita membantah kenaikan target jumlah keluarga penerima manfaat sebesar 16,5 juta pada 2020 sebagai upaya Jokowi mendulang dukungan di Pilpres 2019. Dia menegaskan, perencanaan program PKH sudah digodok sejak beberapa tahun lalu.

"Biasa, seorang perencana, pemerintah merencanakan (jangka panjang). Kalian tahu nggak, sekarang ini kita mulai bahas 2020. Sekarang ini pemerintah, Januari, mulai bahas anggaran 2020. Itu biasa pemerintahan ini, bukan hanya Pak Jokowi. Siklus, nggak ada politiknya," jelasnya.

 

Reporter: Titin Supriatin

Sumber: Merdeka.com

 

Saksikan video pilihan di bawah ini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya