6 Barista Terbaik Versi Buku Kopi: Indonesian Coffe Craft and Culture, Siapa Saja?

Dari enam barista terbaik di Indonesia ini ada yang pernah menjadi model dan ada yang main film. Siapakah Dia?

oleh Henry Hens diperbarui 13 Des 2018, 15:30 WIB
Barista Indonesia, Muhammad Aga. (dok.Instagram @muhammadaga/https://www.instagram.com/p/BoX_HUeHCK3/Henry

Liputan6.com, Jakarta – Profesi barista semakin dikenal belakangan ini. Hal ini tidak terlepas dari tren minum kopi yang semakin marak hingga ke generasi muda. Barista biasanya memiliki citra keren dengan pakaian yang dilengkapi apron.

Banyak anak muda pun mendambakan menjadi seorang barista. Namun profesi ini tidak semudah yang dibayangkan. Tanggung jawab, keterampilan, dan kebersihan seorang barista sangat menentukan kerjanya.

Berbagai kompetisi barista diadakan oleh Barista Guild of Indonesia (BGI) atau Asosiasi Barista Indonesia yang terbentuk pada Juli 2016 untuk meningkatkan kualitas barista agar sesuai dengan standar internasional. Itu karena profesi barista bukan main-main dan bahkan dapat menjadi ujung tombak sebuah usaha kopi.

Memasuki tahun ketiga, anggota BGI hampir mencapai 500 orang. Dari sejumlah barista terkemuka di Indonesa, berikut ini enam barista terbaik versi buku ‘Kopi Indonesian Coffee Craft & Culture’ terbitan Bekraf 2018 dan ditulis oleh Andi Haswidi.

Joshua Tanu

Joshua Tanu adalah pemenang World Barista Championship (WBC) selama tiga tahun berturut-turut. Ia termasuk figur paling dihormati di dunia kopi Indonesia. Bersama dengan Mira Yudhawati dan Irvan Helmi dari Anomali Coffee, mereka jadi pelopor terbentuknya BGI dan Joshua saat ini menjabat sebagai ketua umum.

Pria yang menempuh pendidikan bisnis di Amerika Serikat ini sudah mempunyai beberapa usaha di bidang kopi. Joshua adalah salah satu pendiri kedai kopi terkemuka di Jakarta, Common Grounds, dan termasuk pemegang franchise kedai kopi dari Australia di Indonesia, St. Ali.

Muhammad Aga

Muhammad Aga termasuk barista Indonesia yang sudah banyak menyabet gelar juara. Ia pernah menjuarai berbagai ajang seperti Indonesian Barista Competition, Indonesian Latte Art Competition, Indonesian Brewers Competition, Asian Barista Competition, Asian Food and Hotel.

Pada Juni 2018, Aga yang mewakili Indonesia berhasil menjuarai WBC 2018 yang berlangsung di Amsterdam, Belanda. Bersama seorang rekannya, Aga mendirikan kedai kopi S.M.I.T.H di Jakarta. Wajah gantengnya pernah muncul sekilas di film Filosofi Kopi (2015). Ia sangat selektif memilih biji kopi dan bekerjasama dengan para petani kopi di Malang dan Simalungun.


Mikael Jasin

Barista Indonesia, Mikael Jasin. (dok.Instagram @mikaeljasin/https://www.instagram.com/p/Bf5kAdFFj0r/Henry

Pernah menjadi model, kemampuan Mikael Jasin kerap dianggap remeh. Namun, ia membuktikan diri sebagai barista berkualitas dengan menjadi juara kedua di ajang IBC (Indonesian Barista Championship) dan dua kali keluar sebagai runner-up di Good Spirits Championship di Australia.

Ia pernah menempuh pendidikan serta berkarier di Melbourne sebelum kembali ke Indonesia pada 2017. Mikael bergabung dengan Common Grounds Coffee & Roastery dan St.Ali.

Doddy Samsura

Doddy Samsura diyakini termasuk dalam generasi barista pertama yang menjuarai kompetisi barista di Indonesia. Ia dua kali menjadi juara nasional barista dan mewakili Indonesia di WBC 2013.

Doddy pernah menjad store manager di One Fifteenth Coffee di Jakarta Selatan yang sangat dikenal luas di kalangan pecinta kopi gelombang ketiga di Indonesia. Doddy yang punya jiwa sebagai pendidik pernah menulis buku tentang kopi yaitu Ngopi ala Barista pada 2012. Saat ini, Doddy lebih banyak melakukan perjalanan untuk berbagi ilmu dan mengajar tentang kopi dan bagaimana membangun bisnis kedai kopi.


Yessylia Violin

Barista Indonesia, Yessylia Violin. (dok.Instagram @yessyliaviolin/https://www.instagram.com/p/-VlXPAxzsg/Henry

Indonesia punya cukup banyak barista wanita. Salah satu yang terdepan adalah Yessylia Violin. Ia sudah beberapa kali menjadi finalis di ajang IBC. Di IBC tahun ini, Yessylia menempati urutan ketiga di bawah Muhammad Aga dan Mikael Jasin.

Ryan Wibawa

Ryan Wibawa dikenal menggunakan metode manual dalam mengolah kopi. Ia adalah orang Indonesia pertama yang ikut ambil bagian di World Brewers Cup pada 2016 dan jadi pegawai Starbucks pertama yang mengikuti event bergengsi tersebut.

Ryan adalah juara pertama Indonesia Brrewers Cup 2o18 yang membuatnya kembali mewakili Indonesia di World Brewers Cup 2018 di Dubai.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya