Berbagai Masalah Kesehatan Jadi Tantangan KKI Tingkatkan Mutu Praktik Kedokteran

Inilah masalah kesehatan yang menjadi tantangan untuk Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) di masa akan datang.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 13 Des 2018, 15:00 WIB
Selalu Ada Formulir Edukasi yang Terselip di Resume Medik Pasien. (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nila F. Moeloek memaparkan berbagai isu kesehatan yang akan dihadapi oleh para dokter di Indonesia. Baik dari masalah gizi, penyakit menular, stunting, hingga BPJS Kesehatan. Berbagai masalah tersebut menjadi tantangan dokter dan dokter gigi untuk meningkatkan profesionalisme.

"Tentu kita ingin meningkatkan profesionalisme ini, untuk menjawab tantangan ini kita tentu perlu peraturan perundang-undangan, kita perlu meratifikasi aturan," kata Menkes dalam Sarasehan Nasional Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) di Kuningan, Jakarta pada Kamis (13/12).

Menkes, mengatakan, yang terpenting adalah adanya komitmen di antara para pemangku kepentingan sehingga para dokter di Indonesia juga mendapat kepercayaan dunia internasional. Termasuk KKI sebagai medical regulatory body, yang harus tetap menjaga profesionalisme dokter dalam menjalankan praktik kedokteran, dengan melakukan pengawalan dari hulu hingga hilir. 

 


Tugas Berat Menanti KKI

Dalam kesempatan yang sama, Ketua KKI Prof. DR. Bambang Supriyanto mengatakan bahwa ke depan tugas KKI jauh lebih berat. Karena itu ada beberapa hal yang harus dilakukan KKI, salah satunya adalah menentukan arah pendidikan secara nasional.

"Kita sudah cukup regulasinya, implementasi awalnya sudah, maka ke depan dia harus memikirkan arah pendidikan dokter di Indonesia, mau ke mana arah pendidikannya, " kata Bambang.

Bambang mengatakan, saat ini KKI telah melakukan pengawasan mutu pendidikan dokter di Indonesia. Namun, saat ini peran mereka masih terbatas merekomendasikan kepada Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Bambang juga mengatakan, KKI berperan dalam mengawasi rumah sakit pendidikan. Selama ini, peran akreditasi masih dilakukan oleh Kementerian Kesehatan. Namun, Bambang mengatakan peran KKI masih kecil dalam hal tersebut.

"Jangan lupa masyarakat juga harus dibimbing untuk cerdas. Masyarakat juga berperan untuk meningkatkan mutu pendidikan maupun kesehatan itu sendiri, " kata Bambang.

"Saya tertantang dengan apa yang dikatakan menteri kesehatan, bahwa ayo KKI ke depan bagaimana," kata Bambang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya