Liputan6.com, Jakarta Istilah nyinyir semakin melebar di era digital kayak sekarang. Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dulu nyinyir diartikan mengulang-ulang perintah, atau cerewet. Sedangkan sekarang, kata tersebut untuk menggambarkan orang-orang yang suka mengkritik orang lain secara pedas.
Apa sebenarnya yang menyebabkan orang mudah sekali nyinyir?
Advertisement
Bila melihat situasi saat ini, banyak orang yang nyinyir karena rasa iri karena ketidakmampuan untuk memiliki hal yang ditampilkan orang tersebut. Biasanya, orang hanya berani nyinyir saat di media sosial atau tidak bertatap wajah secara langsung.
Setiap orang tentunya pernah merasa iri kepada orang lain. Entah karena kesuksesannya, keluarga yang mungkin terlihat utuh dan bahagia, yang seolah-olah hidupnya tak pernah punya masalah.
Batas Iri
Namun yang menjadi masalah adalah, sampai di mana Anda dapat mengendalikan perasaan iri tersebut. Ada orang yang menjadikan rasa iri tersebut sebagai hal positif untuk memotivasi diri.
Sebaliknya, ada pula orang yang malah semakin mengembangkan rasa iri hati tersebut menjadi hal-hal negatif yang sebenarnya tidak berfaedah, misalnya selalu mengkritik dan menjelek-jelekkan orang di media sosial.
Akibatnya, lama-kelamaan orang tersebut hanya dipenuhi oleh hal-hal negatif dan semakin sulit untuk melihat hal-hal yang positif. Dia tidak bisa lagi turut berbahagia atas kesuksesan dan kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, ia selalu berusaha untuk mencari hal-hal negatif dan keburukan dari orang lain.
Penulis : dr Karin Wiradarma / Klik Dokter
Advertisement