Liputan6.com, Brasilia - Lebih dari 200 wanita menuduh seorang dukun paling terkenal di Brasil, terlibat pelecehan seksual. Kasus tersebut menjadikannya sebagai gerakan #MeToo --kampanye global tentang diskriminasi gender-- pertama di negara demokrasi terbesar di Amerika Latin itu.
João Teixeira de Faria (76) yang dikenal sebagai João de Deus, atau John of God, telah menangani begitu banyak klien, termasuk para tokoh populer setempat, seperti presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva, Dilma Rousseff, hingga bintang pop dan selebritas lokal.
Dikutip dari The Guardian pada Kamis (13/12/2018), sebuah wawancara di televisi Brasil mengungkap kesaksian empat orang wanita, yang seketika meluas ke lebih dari 200 keluhan.
Baca Juga
Advertisement
Patrícia Otoni, salah satu dari lima jaksa penuntut yang bertugas pada Senin 3 Desember, di negara bagian Goiás --di mana dugaan pelanggaran terjadi-- mengatakan beberapa dari tuduhan telah berusia lebih dari 10 tahun, tetapi yang lain "bisa lebih mengejutkan".
Jaksa lain, Luciano Miranda, mengatakan kepada media Brasil bahwa laporan itu, termasuk pemerkosaan dan pelecehan seksual.
De Faria membantah semua tuduhan tersebut, dan melalui seorang juru bicara, dia mengatakan bahwa dirinya tengah diserang dan diejek oleh media.
Sejak 1976, De Faria telah melakukan upacara penyembuhan dan "operasi spiritual" di tanah kelahirannya di Dom Inácio de Loyola di Abidiânia, sebuah kota berpenduduk 15.000 orang, dan berjarak sekitar 100 kilometer dari ibu kota, Brasília.
Ratusan ribu orang datang setiap tahunnya, termasuk beberapa tokoh terkenal setempat. Hal ini memberikan keunikan tersendiri bagi Brasil, yang dikenal memiliki penganut Katolik paling loyal di Amerika Latin, namun masih memercayai medium gaib.
Meski menyebut layanannya tidak dipungut baya, alias gratis, namun De Faria kerap mengatur obat-obat yang diresepkannya, dan juga menerima sumbangan sukarela.
Simak video pilihan berikut:
Dipaksa Melayani Kesenangan Seksual
Seorang koreografer asal Belanda, Zahira Lieneke Mous (34), pertama kali mengungkapkan pelecehan De Faria terhadap dirinya terjadi sekitar empat tahun lalu. Pengakuannya yang diunggah di media sosial, dengan cepat menjadi viral, dan memicu kemunculan begitu banyak laporan sejenis lainnya.
Mous mengaku dia pergi ke De Faria untuk menyembuhkan trauma seksual, di mana kemudian dia dibawa ke sebuah kamar untuk membantu sang dukun bermasturbasi.
Setelah itu, Mous mengatakan dia diberi batu permata, dan dilayani dengan penuh keramahan oleh para staf di rumah sang dukun, seolah tidak pernah terjadi apapun.
Korban lain, yang namanya tidak mau disebut, mengaku pernah dipaksa melakukan seks oral oleh De Faria.
"Entah bagaimana, suara saya terasa terkunci di tenggorokan, dan sulit untuk melepas paksaannya," ujar korban yang mengaku berasal dari Sao Paulo.
Di lain pihak, menurut Mário Rosa, juru bicara De Faria, menyesalkan pemberitaan media yang tidak melalui klarifikasi langsung terhadap tertuduh,
"Kami menyatakan dia (De Faria) tidak bersalah. Kami menghormati hak para wanita untuk membuat kesaksian ini, tetapi kami tidak mengakui kesaksian ini sebagai benar," tegas Rosa.
Advertisement