Liputan6.com, Strasbourg - Polisi Prancis menembak mati seorang buron pria yang menyerang pasar Natal Strasbourg, Selasa lalu.
Polisi menemukan Cherif Chekatt --nama sang buron-- di jalanan kota Strasbourg dan menembaknya setelah dia berusaha melawan dengan senjata api, Kamis 14 Desember.
Dikutip dari BBC pada Jumat (14/12/2018), Chekatt (29) diketahui memiliki catatan kriminal di Prancis dan Jerman, dan juga dikenal sangat radikat saat pernah mendekam di penjara.
Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner mengatakan, tiga orang petugas polisi melihat seorang pria yang cocok dengan deskripsi Chekatt di rue du Lazaret, di distrik Neudorf di pinggiran Kota Strasbourg pada pukul 21:00 waktu setempat.
Baca Juga
Advertisement
Ketika polisi bergerak untuk menghentikannya, tersangka berbalik dan melepaskan tembakan. Mereka membalas dan berhasil melumpuhkan pelaku, kata Castaner, yang tidak lama kemudian pergi ke lokasi kejadian.
Ratusan polisi Prancis dan pasukan keamanan telah mencari Chekatt sejak teror di salah satu pasar Natal di Strasbourg, Selasa malam.
Operasi pencarian besar-besaran dilakukan polisi setempat di distrik Nuedorf, yang merupakan tempat tinggal pelaku, namun tidak membuahkan hasil hingga hari Kamis.
Lima orang telah ditangkap sehubungan dengan serangan itu. Mereka termasuk orang tua Cherif Chekatt dan dua saudara laki-lakinya.
Chekatt lahir di Strasbourg dan sudah ditandai sejak lama oleh petugas keamanan. Dia adalah subyek pada "Fiche S", daftar pantauan orang-orang yang mewakili ancaman potensial terhadap keamanan nasional Prancis.
Polisi mengatakan bahwa Chekatt memiliki 27 catatan kejahatan termasuk perampokan yang meliputi Perancis, Jerman dan Swiss, dan telah menghabiskan banyak waktu di penjara sebagai hasilnya.
Simak video pilihan berikut:
Punya 27 Catatan Kriminal
Hari Selasa, sekitar pukul 20.00 waktu setempat, seorang pria melepaskan tembakan ke sekitar pasar Natal yang terkenal di dekat Place Kléber, yang tengah menarik ribuan pengunjung.
Tiga orang dilaporkan tewas dan beberapa lainnya terluka oleh tembakan.
Jaksa anti-teror Prancis, Rémy Heitz, mengatakan tersangka dipersenjatai dengan senjata dan pisau. Dia melarikan diri dari daerah itu setelah menyabotase sebuah taksi, kata Heitz.
Pelaku dan polisi sempat terlibat empat kali baku tembak.
Penyerang membual kepada sopir taksi telah membunuh 10 orang, dan juga mengatakan terluka selama baku tembak dengan tentara.
Dia memerintahkan sopir taksi untuk menurunkannya di dekat kantor polisi di Neudorf. Ketika dia keluar dari kendaraan, dia menembaki polisi sebelum melarikan diri.
Advertisement