Suara Aneh di Balik Tersingkirnya AC Milan dari Liga Europa

AC Milan gagal melangkah ke babak 32 besar Liga Europa 2018/19.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 14 Des 2018, 20:10 WIB
Pemain Olympiakos Piraeus, Leonardo Koutris berusaha merebut bola dari pemain AC Milan, Samuel Castillejo pada laga keenam Grup F Liga Europa di Stadion Georgios Karaiskakis, Kamis (13/12). AC Milan takluk 1-3 dari Olympiacos. (AP/Petros Giannakouris)

Liputan6.com, Jakarta - AC Milan tersingkir dari Liga Europa 2018/19. Langkah Rossoneri terhenti di babak penyisihan grup setelah kalah 1-3 dari Olympiakos, Kamis dini hari WIB (14/12/2018). 

Bertanding di Stadio Georgios Karaiskaki, Athena, AC Milan sempat tertinggal 0-2 lewat gol Pape Cisse (60) dan bunuh diri Cristian Zapata (69). Namun Rossoneri memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2 lewat aksi penebusan dosa Zapata pada menit ke-71. 

Meski tertinggal, skor ini sebenarnya cukup untuk mengantar AC Milan ke babak 32 besar karena unggul head to head atas tuan rumah. Sayang, petaka justru datang pada menit ke-81 saat bek AC Milan, Ignazio Abate dianggap melakukan pelanggaran di kotak terlarang. 

Wasit menunjuk titik putih dan Fortunis sukses menjalankan tugasnya dengan baik. AC Milan pun tertinggal 1-3 dan skor ini bertahan hingga peluit panjang. Kedua tim sama-sama mengoleksi 10 poin, tapi AC Milan tersingkir setelah kalah produktivitas gol dari Olympiakos. 

Pelatih AC Milan, Genaro Gattuso, menyalahkan para pemainnya atas kegagalan ini. Gattuso menyebut para pemain AC Milan menyerahkan pertandingan tersebut kepada tim lawan. 


Gangguan Non Teknis

Para suporter Olympiakos turun ke lapangan merayakan kemenangan atas AC Milan pada laga Europa di Stadion Georgios Karaiskakis, Athena, Kamis (13/12). Olympiakos menang 3-1 atas AC Milan. (AP/Thanassis Stavrakis)

Direktur AC Milan, Leonardo, juga kecewa dengan kegagalan ini. Namun dia berang dengan keputusan wasit yang memberi penalti kepada tuan rumah. Menurutnya, keputusan tersebut tidak bakal terjadi bila saja UEFA menggunakan VAR pada pertandingan tersebut. 

"Jika Anda menemukan hal seperti itu pada Liga Europa di era VAR, itu jadi keputusan yang sulit untuk diterima. Sangat aneh sistem seperti VAR yang semua orang saat ini sudah mengenakannya tidak dipakai di turnamen level Eropa," kata Leonardo dilansir Goal. 

Penalti berawal dari sepak pojok yang mengarah ke gawang Milan. Abate yang mengawal ketat Vasilis Torosidis dianggap telah melakukan pelanggaran oleh wasit Benoit Bastien. Bastien lalu mengganjar Abate kartu kuning dan menunjuk titik putih bagi tuan rumah.  

Tidak hanya keputusan wasit yang membuat Leonardo jengkel. Dia juga menyoroti gangguan non teknis yang dirasakan para pemainnya sepanjang pertandingan. 

"Ada juga suara-suara aneh setiap kami menyerang. Saya tidak tahu itu apa, tapi itu tidak adil menggunakan suara seperti itu untuk mengganggu konsentrasi saat menyerang."

"Itu sangat mengganggu. Wasit harusnya menghentikan laga dan meminta mereka berhenti melakukan itu. Setelah mereka mencetak gol, suaranya lebih kencang lagi," katanya. 


Keluhan Abate

Para pemain Olympiakos merayakan kemenangan atas AC Milan pada laga Europa di Stadion Georgios Karaiskakis, Athena, Kamis (13/12). Olympiakos menang 3-1 atas AC Milan. (AP/Thanassis Stavrakis)

Keluhan yang sama juga disampaikan oleh Ignazio Abate. Bek AC Milan itu juga merasa terganggu dengan suara-suara aneh di markas Olympiakos. Dia juga mengeluh tentang gangguan ball boy yang kerap melempar bola ke lapangan saat mereka menyerang. 

"Kami tahu, itu merupakan atmosfer yang sulit untuk tampil. Saya bukannya ingin mencari alibi. Ada banyak suara aneh dan bola ekstra dari tepi lapangan yang tidak lagi bisa dibayangkan di sepak bola Eropa saat ini," kata Abate seperti dilansir Football Italy. 

"Meski demikian, kami tahu kami harus berkembang dan memiliki apa yang dibutuhkan untuk lebih maju. Kami harus mengembangkan mental juara, dan rasa percaya diri."

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya