4 Fakta Penyerangan Rumah Orangtua Pengeroyok TNI

Kediaman orangtua pengeroyok anggota TNI di Ciracas, Jakarta Timur diserang sekelompok orang, Selasa 12 Desember 2018 malam.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2018, 20:54 WIB
Rumah orangtua terduga pengeroyok anggota TNI (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Liputan6.com, Jakarta - Kediaman orangtua pengeroyok anggota TNI di Ciracas, Jakarta Timur diserang sekelompok orang, Selasa 11 Desember 2018 malam. Mereka merusak rumah pasangan Oloan Hutapea (63) dan Surta Br Hutaean (58).

Akibatnya, ruang tamu, ruang kamar tidur, dapur menjadi berantakan. Beberapa perabotan seperti televisi, kulkas pun rusak.

Orang-orang tersebut mengamuk mencari Iwan, anak Oloan dan Surta karena diduga terlibat bentrok dengan anggota TNI.

Setelah peristiwa itu berlangsung, Oloan tidak lagi bisa tidur lantaran khawatir rumahnya dirubuhkan. Istrinya, Surta, yang baru datang sekitar pukul 05.00 WIB hampir pingsan melihat kerusakkan di rumahnya.

Surta berkeluh kesah lantaran kehilangan mata pencahariannya. Beruntung, masih ada tetangga yang berbaik hati memberikan makan.

Dia berharap, pelaku dapat ditangkap pihak berwajib. Bahkan, dia juga meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyoroti kejadian ini.

Berikut sejumlah fakta tentang penyerangan rumah orangtua pengeroyok anggota TNI yang dirangkum Liputan6.com:

Saksikan video pilihan di bawah ini:


1. Berjumlah 40 Orang

Para tersangka dihadirkan dalam rilis kasus pengeroyokan anggota TNI di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (14/12). Polisi menangkap lima pengeroyok dua anggota TNI di kawasan Ciracas dan menyita sejumlah barang bukti. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Massa yang menyerang rumah Oloan ditaksir ada 40 orang. 20 Orang di antaranya memasuki rumah.

Awalnya, massa tersebut mendobrak pintu rumah, kemudian mulai menghancurkan barang-barang tanpa sisa. Oloan yang menyaksikan seisi rumahnya dihancurkan, hanya bisa terdiam pasrah.

Pada saat itu, dia sendirian di kediamannya.

"Anak saya sebenarnya enggak tinggal di sini. Sudah berkeluarga sama orang Jawa Sunda itu. Punya anak satu, tapi enggak diurusin. Diurus bibinya," tandas Oloan.

 

 


2. Mengaku sebagai Anggota TNI

Kondisi Polsek Ciracas seusai insiden perusakan dan pembakaran oleh sekelompok massa di Jakarta, Rabu (12/12). Polsek Ciracas dibakar oleh 150 orang yang diduga tidak puas dengan pengusutan pengeroyokan anggota TNI. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Gerombolan pelaku mengaku sebagai anggota TNI kepada Oloan. Namun, mereka tidak memakai seragam dinas.

"Dia bilang anggota TNI, tapi enggak pakai seragam," jelas dia.

Belum ada konfimasi lebih lanjut terkait identitas para pelaku penyerbuan ini.

 


3. Menyerang dengan Balok dan Besi Panjang

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono bersama Kapendam Jaya Kolonel Inf Kristomei Sianturi menggelar rilis tersangka kasus pengeroyokan anggota TNI di Markas Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (14/12). (Merdeka.com/Imam Buhori)

Massa yang tiba-tiba datang menyerbu rumah Oloan melakukan perusakan dengan balok dan besi panjang. mereka memaksa masuk ke rumah.

Kemudian, Oloan meminta mereka membuka baik-baik dengan menyerahkan kunci rumahnya.

Namun massa tidak mengindahkannya. mereka malah langsung membentak Oloan dan melakukan tindakan anarkistis, seisi rumah dihancurkan tanpa sisa.

 

 


4. Datang hingga 3 Kali

Kondisi Polsek Ciracas Rabu (12/12/2018) pagi. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Tak hanya sekali, segerombolan pria berambut cepak itu mendatangi kediaman Oloan sebanyak 3 kali.

"Kita udah down. Tiga kali datang mereka puluhan, puluhan bolak-balik," tutur Oloan saat berbincang dengan Liputan6.com di depan kediamannya, Ciracas, Jakarta Timur, Kamis (13/12/2018).

Puncaknya pada pukul 22.00 WIB, massa mengamuk dan memulai aksi anarkistis.

 

(Rifqi Aufal Sutisna)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya