Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PPP M Romahurmuziy menyarankan kubu Prabowo-Sandiaga tidak perlu sibuk menyasar pemilih di Jawa Tengah. Sementara, basis mereka di Jawa Barat mulai goyah dan direbut oleh kubu Jokowi-Ma'ruf. Itu menurutnya berdasarkan beberapa survei bahwa peta Jabar mulai berubah dibandingkan Pilpres 2014.
"Jangan sampai mengejar burung terbang, punai di tangan dilepaskan. Mereka ini menyasar Jateng yang belum tentu mereka dapatkan karena sejarahnya tidak ada, tiba-tiba Jabar malah kehilangan," kata Romi di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Sabtu (15/12/2018).
Advertisement
Pihaknya menunggu keseriusan kubu Prabowo memindahkan markas pemenangan ke Jawa Tengah, karena menurutnya belum ada pergerakan nyata.
"Sejauh yang kita amati dari pasukan lapangan PPP, tidak ada gerakan signifikan di lapangan," ucap Romi.
Anggota Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf itu mengatakan kubu Prabowo cuma berkhayal dan berimajinasi bisa merebut suara PDIP di Jateng. Dia mencontohkan Partai Demokrat yang 10 tahun berkuasa juga gagal menguasai Jateng.
"Sepuluh tahun Demokrat berkuasa tidak bisa memenangkan Jawa Tengah. Apalagi ini belum pernah berkuasa," ucap Romi.
"Makanya ada yang namanya imajinasi dan khayalan, ada yang namanya strategi dan kenyataan. Yang mereka sampaikan ini imajinasi dan khayalan," sambung dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bukan Pilgub Jateng
Romi menilai acuan perolehan suara Sudirman Said ketika Pilgub Jateng keliru. Sebab, mantan menteri ESDM itu disokong mesin PKB karena kadernya Ida Fauziah mendampingi sebagai cawagub. Sementara kini, PKB dengan Ida berada dalam barisan pendukung Jokowi.
"Sebagai contoh, mereka dulu menang di 5 kabupaten/kota, Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Brebes, Banjarnegara dan Kebumen. Kita tahu persis, Tegal-Brebes itu basisnya Sudirman Said karna dia berasal dari sana. Kita tidak menyoal kemungkinan itu ada. Tapi jangan salah, seperti Kebumen dan Banjarnegara itu sama sekali tidak ada basis mereka di sana," jelasnya.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Advertisement