Tumbuh 136 Persen, Penyaluran Kredit PNM Capai Rp 12,37 Triliun

Penyaluran kredit PNM tumbuh 136,4 persen dari periode hingga November 2017 sebesar Rp 5,23 triliun.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Des 2018, 20:00 WIB
Direktur Utama PT PNM Arief Mulyadi. Liputan6.com.

Liputan6.com, Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (Persero)/PNM membukukan penyaluran kredit (net lending) mencapai Rp 12,37 triliun hingga November 2018. Penyaluran kredit PNM tumbuh 136,4 persen dari periode hingga November 2017 sebesar Rp 5,23 triliun.

Berdasarkan data PNM yang diterima Liputan6.com, penyaluran kredit sepanjang tahun berjalan 2018 mencapai Rp 12,37 triliun itu sudah mencapai target 2018 sebesar Rp 11,42 triliun.

Pertumbuhan penyaluran kredit itu antara lain untuk program Unit Layanan Modal Mikro (ULaMM) mencapai Rp 3,60 triliun atau naik 96,6 persen hingga November 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,83 triliun.

Melalui, program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), penyaluran kreditnya sudah mencapai Rp 8,77 triliun hingga November 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,40 triliun. Penyaluran kredit untuk program Mekaar tumbuh 157,8 persen. Non performing loan (NPL) gross pun tercatar 1,62 persen per November 2018.

Direktur PNM, Arief Mulyadi menuturkan, pertumbuhan penyaluran kredit tersebut ditopang dari penambahan jaringan terutama untuk program Mekaar. Pada 2018, PNM menambah 650 kantor terutama sebagian besar di Jawa.

Selain itu, PNM juga meningkatkan program pengembangan kapasitas usaha (PKU) dengan memberikan pelatihan dan pendampingan. Arief menilai, ada pelatihan dan pengembangan tersebut menarik nasabah baru. Ditambah layanan PNM pun sudah menjangkau 34 provinsi untuk pengadaan program Mekaar dan UlaMM.

"Pelatihan dan pendampingan banyak menarik mereka menjadi nasabah baru baik di Mekaar dan ULaMM. Mungkin yang sebelumnya mereka pikir buat apa tambah modal, kemudian melihat tetangga dan lainnya sukses, jadi ikutan," ujar Arief, saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Sabtu (15/12/2018).

Hingga November 2018, number of account/NOA atau jumlah nasabah PNM mencapai 4,03 juta nasabah dari periode November 2017 sebanyak 1,84 juta nasabah. Jumlah nasabah itu tumbuh 119,13 persen.

Nasabah itu antara lain dari nasabah program UlaMM sebanyak 67.970 nasabah hingga November 2018 atau tumbuh 0,9 persen dari periode November 2017 sebanyak 67.347 nasabah. Kemudian jumlah nasabah Mekaar sebanyak 3.969.812 hingga November 2018 dari periode November 2018 sebanyak 1.775.328 nasabah.

"UlaMM tidak banyak karena ada beberapa nasabah naik kelas. Existing 5-7 tahun, tahun ini banyak yang sudah dilepas,"ujar dia.

Pembiayaan PNM sudah mencapai Rp 11,81 triliun hingga November 2018 atau tumbuh 79,1 persen dari periode November 2017 Rp 6,59 triliun.

Arief menuturkan, pendanaan pembiayaan perseroan sebagian besar berasal dari pasar modal. Sebesar 70 persen dari penerbitan obligasi.

"Yang sudah kami tarik Rp 2,5 triliun dari obligasi dan medium term notes (MTN) masuk dalam reksa dana penyertaan terbatas (RDPT) sekitar Rp 4 triliun, sisanya perbankan," tutur dia.

 


Genjot Program Pendampingan dan Pelatihan

Mau Kerja di BUMN? Coba Cek Lowongan Kerja di PNM

Pada 2019, PNM menargetkan pertumbuhan nasabah Mekaar sekitar 300 ribu-500 ribu. PNM juga akan makin giat meningkatkan program pendampingan dan pelatihan kepada nasabah.

“Intens 2019 program pendampingan dan pelatihan sehingga berikan nilai tambah,” ujar dia.

Arief menambahkan, pihaknya mensinergikan nasabah UlaMM dan Mekaar. Ini untuk membantu nasabah. Apalagi pihaknya juga bukan hanya memberikan modal saja, tetapi pelatihan dan sosial. Arief menilai, hal itu sebagai langkah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengurangi ketimpangan. 

"Kami ada sinergi nasabah UlaMM dan Mekaar. UlaMM lebih besar dari Mekaar. UlaMM dapat membantu nasabah Mekaar. Misalnya nasabah UlaMM ambil barang dari Mekaar. Sinergi ini sudah dilakukan di Banyuwangi produksi gula semut. Di Tasikmalaya ada nasabah Mekaar bantu menjahit karena ditolong UlaMM,” ujar Arief.

Arief menuturkan, pihaknya akan menambah jaringan terutama di Indonesia Timur pada 2019."Kami sudah ada di Maluku Utara dan Papua. Kami pertimbangkan tambah di Papua," kata Arief.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya