16-12-1920: 200 Ribu Nyawa Manusia Melayang Akibat Gempa Gansu

Kawasan Gansu mengalami kerusakan parah. Tanah-tanah daratan luluh lantak. Menurut ahli geologi, hal ini karena kondisi tanah di wilayah tersebut sangat rentan.

oleh Rasheed Gunawan diperbarui 16 Des 2018, 06:00 WIB
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Liputan6.com, Gansu - Hari itu, 16 Desember 1920, terjadi bencana gempa yang menjadi salah satu lindu mematikan sepanjang sejarah.

Guncangan dahsyat tersebut terjadi di bagian tengah barat China. Tepatnya di Provinsi Gansu.

Seperti dimuat History.com, gempa berkekuatan 8,5 skala Richter ini melanda kawasan Gansu tersebut hingga luas 25 ribu mil persegi, termasuk mengenai 10 area pusat permukiman penduduk Tiongkok.

Kawasan Gansu ini mengalami kerusakan parah. Tanah-tanah daratan luluh lantak. Menurut ahli geologi, hal ini karena kondisi tanah di wilayah tersebut sangat rentan, dengan fakta bahwa sudah 300 tahun berlalu, tidak pernah ada gempa yang membuat lanskap tanah kurang baik.

Dari 200 ribu korban jiwa, sebanyak 73 ribu di antaranya tewas di daerah Haiyuan. Tanah longsor akibat dampak gempa terjadi di Desa Sujiahe, Xiji. Sementara itu, lebih dari 30 ribu orang tewas di kawasan Guyuan.

Hampir semua rumah hancur, terutama di area Longde dan Huining. Kerusakan terparah terjadi di kota besar, seperti Lanzhou, Taiyuan, Xi'an, Xining dan Yinchuan.

Tak hanya itu, aliran air di sejumlah sungai kawasan Gansu berbalik arah dari hilir ke hulu. Air danau pun menyeruak ke luar.

Saking besarnya guncangan, gempa besar ini menyebabkan daratan di Gansu bergerak naik turun, layaknya gelombang air di laut. Oleh karena itu, hingga saat ini, masyarakat Tiongkok memperingati tanggal 16 Desember 1920 sebagai "shan tso-liao", yang berarti "saat di mana gunung berjalan".

Sekitar 12 tahun kemudian, tepatnya pada 1932, gempa kembali terjadi di Gansu, mengakibatkan lebih dari 70.000 orang.

Sejarah lain mencatat pada 16 Desember 1998, Operasi Rubah Gurun: tentara Amerika dan Inggris memulai membom target-target di Irak setelah Irak melanggar inspektor senjata PBB.

Kemudian pada 16 Desember 1999, aliran lumpur menghanyutkan ribuan jiwa di Venezuela.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya