Menteri Perdagangan Kampanyekan Program Aku Cinta Produk Indonesia

Kementerian Perdagangan beserta Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) coba bekerjasama dalam mengkampanyekan program Aku Cinta Produk Indonesia.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 16 Des 2018, 09:05 WIB
Barista meracik kopi Kopi Rollaas milik Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Group) di Indonesia Pavilion saat IMF-World Bank 2018, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). Kopi ini dapat dinikmati delegasi IMF-World Bank 2018. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan beserta Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) coba bekerjasama dalam mengkampanyekan program Aku Cinta Produk Indonesia, dengan mengadakan sesi jalan santai Sarinah-Bundaran HI-Sarinah pada Minggu pagi, 16 Desember 2018.

Dalam acara jalan santai yang dimulai pukul 07.00 WIB tersebut, turut hadir Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita beserta Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Tjahya Widayanti.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, kegiatan ini merupakan suatu perayaan untuk mendorong produk Indonesia agar bisa berjaya di pasar negeri sendiri.

"Soalnya kalau dilihat dari sisi lain, bisa dilihat untuk merefleksikan, kalau bukan kita siapa lagi yang mencintai, mengkonsumsi, dan bangga atas produk Indonesia karya anak bangsa sendiri," ujar dia di Lapangan Parkir Sarinah, Jakarta, Minggu (16/12/2018).

Dia juga menyatakan, agenda Aku Cinta Produk Indonesia ini dilangsungkan di Komplek Sarinah lantaran gedung ini memiliki nilai sejarah dalam memperkenalkan berbagai produk ciptaan anak bangsa kepada pihak luar negeri.

"Kita menyepakati agar Sarinah ini menjadi acuan dari seluruh kerajinan dan produk indonesia, ke manapun dan dari manapun yang terbaik ada di Sarinah. Kami berharap direksi PT Sarinah (Persero) melakukan kurasi untuk memilah dan memilih produk untuk diperkenalkan kepada turis mancanegara," tuturnya.

Adapun dalam kegiatan ini, beberapa UKM yang berdiri di bawah naungan IWAPI coba memasarkan berbagai produk buatannya, mulai dari yang bergerak di bidang fashion, kuliner, hingga produk kerajinan tangan.

Selain itu, pada kesempatan yang sama juga turut diluncurkan sebuah jingle berjudul Aku Cinta Produk Indonesia. Peluncuran jingle ini, Menteri Enggar menyebutkan, berguna agar jargon Aku Cinta Produk Indonesia bisa bertahan lama dan mengena di benak seluruh warga.

"Itu sebabnya kami meluncurkan jingle. Selain itu, kami juga menyiapkan sebuah portal untuk menyajikan produk karya anak bangsa yang reliable. Tapi kami harapkan, kalau ada keluhan dan produknya tidak sesuai itu bisa diturunkan. Kita juga harus menjaga agar portal ini bisa dipercaya," imbuh dia.


Gerilya Chocodot Garut Taklukan Lidah Orang Eropa dan Asia

Legitnya Coklat-Dodol Chocodot di Museum Coklat Garut. (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Melalui perjuangan panjang nan melelahkan hampir satu dekade, produk Coklat Dodol (Chokodot) Garut, Jawa Barat, akhirnya menapaki kelas pasar global, setelah diraihnya penghargaan IKM OVOP Bintang 5 dari pemerintah pusat.

"Produk kami menjadi penghargaan bintang lima pertama untuk produk makanan dan minuman," ujar CEO PT Tama Cokelat Indonesia Kiki Gumelar, di kedai Dodolism, Garut, Sabtu, 15 Oktober 2018. 

Penghargaan IKM Ovop Bintang 5, merupakan penghargaan tertinggi dari pemerintah untuk produk khas dalam negeri yang berasal dari daerah. Penghargaan ini langsung diserahkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.

Menurut Kiki, diraihnya predikat IKM OVOP (one village one product) bintang lima dari Kementerian Perindustrian, merupakan kerja keras semua bagian di PT Tama Coklet Indonesia.

Kiki mengenang, sejak pertama kali produk Chocodot dirintis 2009 lalu, dirinya terus berinovasi menghasilkan barang berkualitas. Tercatat hingga kini sudah 350 varian produk yang dihasilkan, dalam kurun waktu mendekati satu dekade itu.

Pertama kali Chocodot dilibatkan dalam penilaian IKM OVOP nasional pada tahun 2013, saat itu PT Tama langsung melesat meraih predikat bintang 4. Setahun berlalu, predikat itu kembali diraih dengan grade yang sama, hingga akhirnya pada tahun ini berhasil naik kelas meraih predikat bintang 5.

"Selain Chocodot, ada produk tenun dari Padang, produk Batik Jogja, Craft dari Lombok, dan kami satu-satunya dari kategori makanan dan minuman," ujarnya.

Selain soal cita rasa dan kualitas produk yang dihasilkan, keunggulan lain Chocodot adalah soal kemasan produk yang terbilang unik dan nyentrik. Kini seiring berjalannya waktu, jaringan galery Chocodot telah menyebar di Bali, Jogjakarta, Jakarta, dan Bandung.

"Kita sudah melakukan eksport ke India," kata dia.

Seiring dengan raihan prestasi tersebut, seluruh produk PT Tama mendapatkan kemudahan dari pemerintah mulai distribusi hingga akses sosialisasi global yang difasilitasi pemerintah.

"Kita dua kali ikut pameran coklat dunia di Paris, Perancis, kemudian pameran agricultura di Maroko, Korea Selatan, hingga Hongkong," papar Kiki bangga menjelaskan kemudahan produknya menjelajah dunia.

Namun meskipun demikian, raihan IKM OVOP bintang 5, merupakan tanggung jawab yang tidak mudah, sebab dituntut terus berinovasi dengan kualitas mumpuni.

"Semoga raihan ini jadi motivasi bagi gabungan pengusaha rancage asal Garut (gapura) yang kami bina," ujar Kiki memacu binaannya.  

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya