Liputan6.com, Beijing Kemasan “Indonesia Update: Tourism Trade Investment” di Four Seasons Hotel, Beijing, Tiongkok, Jumat 14 Desember 2018 agak beda. Kali ini Dubes RI untuk Republik Rakyat Tiongkok Djauhari Otarmangun memberi tensi lebih pada tourism. Sebelum acara inti, dengan peserta 100 industriawan dan investor itu, diputar video Wonderful Indonesia juara UNWTO 2017 yang berdurasi 3 menit itu.
Audience pun terpukau menyaksikan video keindahan alam dan budaya Indonesia yang ngetop bersama suara emas Louis Armstrong itu. Di ujung video, saat logo Wonderful Indonesia menutup tayangan giant LED itu, tepuk tangan riuh terasa di ballroom hotel di distrik Chaoyang, Beijing itu.
Advertisement
“Pertama, kami meyakini, Indonesia adalah destinasi yang dicari dan diimpikan oleh travelers Tiongkok. Kedua, dalam diplomasi, diperlukan hubungan yang baik, people to people contact, dilanjutkan dengan berkunjung dan berdatangan. Ketiga, setelah itu melihat langsung alam dan budaya Indonesia, bisa dibangun kerjasama perdagangan dan investasi,” kata Dubes Djauhari Oratmangun.
Karena itu, tourism atau pariwisata menjadi pengetuk pintu paling efektif agar terjalin interaksi positif diantara kedua bangsa.
“Apalagi Pak Menpar Arief Yahya ini orang yang mau turba (turun ke bawah, red). Langsung berkomunikasi dan berinteraksi dengan pelaku industri, paham tentang apa yang dibutuhkan oleh pebisnis, karena background-nya memang pebisnis,” lanjut Djauhari.
Menpar Arief Yahya pun menyampaikan bahwa serangkaian aktivitas selama dua hari di Beijing ini adalah bagian dari tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden Jokowi dan Presiden Xi Jinping di Port Morresby, PNG bulan lalu. Presiden Jokowi meminta agar turis dari Tiongkok tetap menjadikan Indonesia sebagai destinasinya di tahun 2019.
Permintaan Presiden Jokowi itu langsung dijawab oleh Presiden Xi. Bahkan ada 3 point penting yang disampaikan Presiden Xi, kala itu. Pertama, akan mengirim wisatawan ke Indonesia, baik di Bali maupun di banyak destinasi lain di luar Bali dengan target minimal 3 juta orang. Kedua, akan memperbanyak direct flight menuju ke Indonesia dari China.
Ketiga, akan mengajak para investor Tiongkok menanamkan modal di sector Pariwisata di 10 Bali Baru, atau 10 Destinasi Prioritas. Mengapa? Ini saat yang tepat untuk berinvestasi di Indonesia.
“Pariwisata Indonesia bertumbuh sangat cepat, 22%, atau 3 kali lebih lebih cepat dibandingkan turism dunia. Di regional ASEAN tumbuh 7% dan dunia naik 6,4%,” jelas Arief Yahya.
Banyak media, termasuk The Telegraph UK membuat sebuah laporan, bahwa Indonesia masuk 20 besar pertumbuhan tercepat untuk industri Pariwisata di dunia. WTTC – World Travel and Tourism Council, menyebutkan bahwa Indonesia nomor 9 dunia, nomor 3 di Asia, dan nomor 1 di ASEAN.
Ini merupakan pertumbuhan yang sangat impresif. Bagi pelaku industri yang bergerak di TTI – Tourism, Trade, Investment, posisi Indonesia di sektor Pariwisata saat ini sangat menarik.
“Tahun 2017, ada sekitar 2 juta wisatawan Tiongkok terbang ke Indonesia. Itu wisman terbanyak dan bertumbuh paling besar di Indonesia, sekitar 42%. Baru disusul India sekitar 30%. Tahun 2018 diperkirakan sekitar 2,6 juta wisman Tiongkok, dan proyeksi 2019 adalah 3,5 juta wisman Tiongkok,” kata Arief Yahya dalam forum itu.
Soal investasi di 10 Bali Baru, Menpar Arief Yahya meminta Hiramsyah S Thaib, Ketua Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas untuk tampil di atas mimbar. Dalam presentasinya, Hiramsyah menampilkan 10 Bali Baru itu dengan menarik.
Dari Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu Jakarta, Borobudur Joglosemar, Bromo Tengger Semeru Jatim, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo NTT, Wakatobi Sultra dan Morotai Maluku Utara.
Menurut Hiramsyah, saat ini adalah timing yang tepat untuk berinvestasi di sektor Pariwisata Indonesia. Pertama, Presiden Jokowi sedang serius dan menjadi pariwisata sebagai sektor prioritas.
“Apa artinya? Kementerian dan Lembaga lain harus men-support pariwisata. Infrastruktur, teknologi, dan regulasi pemerintah akan didorong untuk memperkuat sektor Pariwisata,” kata Hiramsyah.
Kedua, baik natural resources maupun cultural resources Pariwisata Indonesia selalu top-20 besar dunia.
"Jadi, alam maupun budayanya sangat pas dan bagus untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata kelas dunia. ‘Ketiga, kami juga melakukan banyak deregulasi, pembaharuan peraturan yang tujuannya untuk memberikan kemudahan maduk dan berinvestasi ke Indonesia,” ungkap Hiramsyah.
Sebelum acara Indonesia Update itu, sempat bertemu dengan beberapa investor yang sudah berkomitmen untuk menanamkan modal ke Indonesia dan di sektor Pariwisata. Salah satunya adalah Yunan Ice Sea Investment Co., Ltd dan mitranya Jababeka, yang akan mengembangkan Theme Park di Tanjung Lesung Banten dan Cikarang, Jawa Barat.
Menpar Arief Yahya, didampingi Ketua Tim 10 Bali Baru Hiramsyah S Thaib, Stafsus Bidang Media, Komunikasi Don Kardono serta Asdep Pasar China Vinsensius Jemadu. Sedangkan Dubes Djauhari Oratmangun bersama Konjen RI di Shanghai Siti Mauludiyah.