Liputan6.com, Cilacap - Matahari masih samar di ufuk timur ketika sembilan wisatawan yang juga remaja masjid Desa Grujugan Kecamatan Petanahan Kabupaten Kebumen tiba di Pantai Pandan Kuning, Petanahan, Kebumen, Cilacap.
Tak ada yang menyangka, ini adalah awal malapetaka yang membawa kesedihan mendalam. Bagaimana tidak, empat wisatawan ini hilang terseret ombak di pantai selatan Kebumen yang terkenal ganas.
Mereka tiba di pantai sekitar pukul 07.00 WIB. Tak lama kemudian, salah satu anggota remaja masjid, Wawan (18) mengajak rekan-rekannya bermain di sisi barat Pantai Pandan Kuning.
Baca Juga
Advertisement
Tak seperti biasanya, ombak laut kidul, Minggu pagi, 16 Desember 2018, sangat tenang. Ombak pun melambai landai, menantang siapa pun untuk menyambutnya.
Buih pecah ombak nan damai itu memancing Wawan mulai bermain di pantai ini. Melihat satu kawannya berenang, lainnya pun terpantik menikmati ombak-ombak yang berkejaran.
Mendadak, senda gurau pagi itu berubah hiruk pikuk panik saat Wawan terseret ombak ke tengah. Ia timbul tenggelam di antara buih ombak yang nampaknya tenang.
Melihat salah satu rekannya tenggelam di laut, enam rekan berusaha menolong. Namun enam rekan yang berusaha menolong juga tak luput dari kuatnya pusaran dan arus bawah Pantai. Alih-alih menolong, mereka justru berjibaku menyelamatkan diri dari kuatnya pusaran air.
"Melihat salah satu teman terseret ke tengah, teman-temannya yang lain ini berusaha menolong. Namun, nahas, tiga temannya yang tadinya mau menolong malah ikut terseret arus. Jadi akhirnya yang hilang tenggelam ada empat orang," ucap Kasubbag Humas Polres Kebumen, AKP Suparno.
Tiga orang selamat, namun, tiga remaja masjid lainnya justru ikut hilang terseret ombak bersama Wawan. Adalah Tri Wahyudi (25), Saiful Arifin (23), Didik (20).
Kendala Pencarian Korban
Komandan Basarnas POS SAR Cilacap, Moelwahyono mengatakan, begitu ada informasi korban tenggelam di Pantai Pandan Kuning, Basarnas Pos SAR Cilacap mengirimkan satu regu tim penyelamat dan pencari atau Search and Rescue Unit (SRU) berperalatan lengkap untuk diterjunkan.
Mereka bergabung dengan tim SAR Gabungan yang terlebih dahulu melakukan pencarian korban bersama dengan warga dan nelayan Kebumen.
Moelwahyono mengemukakan, karakterisitik pantai ini memang cukup berbahaya. Pasalnya, di sekitar pantai Pandan Kuning ada palung laut atau masyarakat lokal menyebutnya dengan Boleran.
Keberadaan palung yang berdekatan dengan pantai ini menyebabkan arus laut tak bisa diprediksi. Pusaran yang sangat kuat juga kerap membahayakan nelayan maupun wisatawan.
"Saat itu, pantai memang sedang surut. Dalam kondisi surut, itu berarti arus bawah sedang kencang menyedotnya,” dia menerangkan.
Hingga Minggu sore, empat korban hilang tenggelam belum ditemukan. Tim SAR gabungan terus mencari dengan penyisiran darat. "Kondisi medan tidak memungkinkan perahu karet untuk beroperasi," dia menerangkan.
Moelwahyono pun menduga, empat korban itu tak jauh dari lokasi tenggelamnya mereka, sesuai dengan karakteristik pantai selatan.
"Paling kalau bergeser ke kanan atau ke kiri, tetapi tidak terlalu jauh," dia menambahkan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement