Perangi Hoaks, Kiai Banten Ajak Warga Ingat Nasihat Syekh Nawawi al-Bantani

Dalam kitabnya, Syekh Nawawi al-Bantani membahas bagaimana seharusnya perilaku umat muslim yang dianggap Soleh.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 16 Des 2018, 20:02 WIB
Banner hoaks

Liputan6.com, Pandeglang - Puluhan Kiai dan ustazah kampung mengaku prihatin akan kondisi bangsa yang terus dijejali hoaks yang menyebar melalui media sosial (medsos).

Mereka berkumpul, mengaji kembali dalam berbagai kitab, seperti Sulamu al-Taufiq, karya Habib Syekh Abdullah Bin Al Husain Ba'lawi yang membahas kewajiban hati dan lurus dalam menjalankan agama.

Lalu ada juga kitab Mirqotu Shu'udi al-Tashdiqi, karya Syekh Nawawi al-Bantani, buyut dari Kiai Ma'ruf Amien, yang pernah menjadi imam besar Masjidil Haram.

Dalam kitabnya, Syekh Nawawi al-Bantani membahas bagaimana seharusnya perilaku umat muslim yang dianggap saleh. Yang jelas, menyebar kebencian, apalagi kebohongan atau hoaks bukan perilaku muslim yang saleh.

"Balad mengaji dilakukan berdasarkan keresahan maraknya isu hoaks di medsos yang mengurangi silaturahmi kita," kata Kiai Hamdan Suhaemi, pimpinan Balad Mengaji, saat ditemui di Kabupaten Pandeglang, Banten, Minggu (16/12/2018).

Balad Mengaji merupakan gerakan dari Kiai dan ustazah yang biasa memberikan ceramah dari kampung ke kampung, mushola ke mushola hingga majelis taklim ke majelis taklim.

Mereka ingin, masyarakat tidak terputus silaturahminya jelang Pemilu 2019 dan tidak mudah percaya hoaks yang beredar luas di medsos.

"Balad mengaji, bagaimana menguatkan kembali bhineka kebangsaan, karena kita punya tanggung jawab menjaga agama dan menjaga negara," terangnya.

Para Kiai dan ustazah kampung ini berharap masyarakat seluruh Indonesia, terutama di Banten, tidak lagi terpecah dan memutuskan tali silaturahmi jelang Pemilu 2019.

Keutuhan NKRI menjadi hal utama melebihi pertarungan pilpres 2019. Kedua pasang capres dan cawapres juga diminta menggunakan kampanye sejuk, damai, dan tidak menyebar hoaks. Tidak saling menghina dan menjatuhkan satu sama lain.

"Balad mengaji sebagai lokomotif untuk kesadaran umat, bahwa NKRI harus di jaga dan itu harga mati. Karena negara kita merupakan negara kesepakatan, bukan hanya ideologinya saja, tapi juga kultur nya," jelasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya