Liputan6.com, Jakarta - Kelompok organisasi yang memperjuangkan HAM yakni The Asian NGO Network on Human Right Institution atau ANNI merilis hasil kinerja tahunan Komnas HAM. Ada sejumlah catatan khususnya dalam lingkup pejabat baru dalam periode 2017-2022 ini.
Anggota ANNI, Putri Kanesia menyampaikan, Kinerja Komnas HAM periode 2012-2017 menjadi titik terendah lembaga tersebut. Tantangan yang dihadapi para pejabat baru pun menjadi semakin besar.
Advertisement
"Ada banyak kritikan keras bukan hanya dari sipil saja, tapi lembaga negara juga. Ada komisioner yang memiliki perbedaan pandangan dan bahkan tidak mendukung visi misi HAM. Ada juga dugaan penyelewengan anggaran. Ada banyak kasus pelanggaran HAM yang belum selesai sehingga banyak masyarakat yang mengkait-kaitkan dengan penyelewengan anggaran," tutur Putri di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (16/12/2018).
Komnas HAM di periode sebelumnya juga banyak tidak terlibat dalam kebijakan HAM lembaga negara sehingga rekomendasinya diabaikan. Sikap proaktif dalam memberikan masukan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat penunjukan pejabat yang terlibat kasus pelanggaran HAM masa lalu juga lemah.
"Seleksi calon komisioner Komnas HAM 2017-2022 minim minat publik sehingga sampai perlu diperpanjang. Jumlah pelamar 200 orang, tapi hanya 121 yang lolos seleksi administrasi. Lima tahun lalu yang lolos seleksi administrasi lebih dari 200," jelas dia.
"Monitoring kami, kurang sosialisasi. Kedua, soal penyelewengan anggaran yang membuat tidak dianggap masyarakat menjadi lembaga negara strategis, diminati, dipercaya, kurang bergengsi seperti KPK, Ombudsman," lanjut Putri.
Soal tes para calon komisioner Komnas HAM periode 2012-2022 pun bersifat tertutup, tidak seperti periode sebelumnya. Hingga akhirnya Komisi III DPR mengumumkan tujuh nama komisioner pada 3 Oktober 2017.
Pada akhirnya, prinsip keberagaman keanggotaan yang seharusnya ada dalam seleksi calon komisioner Komnas HAM menjadi tidak tampak. "Kami menyayangkan. Kemudian dari tujuh orang, yang terpilih hanya satu perempuan," katanya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Perkembangan Positif
Meski begitu, ada perkembangan positif dari para komisioner baru Komnas HAM dalam menjalankan institusinya dalam kurun waktu setahun awal. Salah satunya, lembaga tersebut menjadi lebih terbuka menerima masukan dari masyarakat sipil mengenai kasus hukum dan pelanggaran HAM yang belum terselesaikan di lembaga penegak hukum.
Komposisi Komnas HAM dengan tujuh komisionernya pun dinilai jauh lebih efektif dibanding periode sebelumnya sebanyak 13 orang, khususnya dalam konteks mengeluarkan kebijakan.
"Komnas HAM berusaha membangun kembali kepercayaan publik melalui proses restrukturisasi kelembagaan yang dikelola tim independen. Baik soal staf dan sistem teknologi informasi mereka," Putri menandaskan.
ANNI merupakan gabungan organisasi pegiat HAM. Di Indonesia sendiri ada empat jaringan yang masuk di dalamnya yakni KontraS, Imparsial, HRWG, dan Elsam. Sementara di Asia Pasifik ada sebanyak 33 anggota.
Penelitian ini dilakukan dalam periode Juli 2017 hingga Juli 2018. Metodologi yang digunakan berupa wawancara beberapa pihak ke Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan Komnas HAM, korban dan keluarga korban pelanggaran HAM berat, Komisioner dan Staf Komnas HAM periode 2017-2022, hingga pemantauan sejumlah media.
Advertisement