Liputan6.com, Jakarta - Puluhan orang yang tergabung dari kelompok masyarakat Rumah Gerakan 98 mendeklarasikan #LawanOrdeBaru di Gedung Djoang 45, Jakarta Pusat, Minggu (16/12). Gerakan tersebut bertujuan agar masyarakat bisa melawan orde baru.
"Masyarakat harus kembali disegarkan ingatannya mengenai kekejaman Orde Baru dan Soeharto. Jangan sampai kita diajak untuk kembali memutar jarum jam sejarah," ujar ketua Rumah Gerakan 98 Bernard HM Haloho di Gedung Djoang 45, Jakarta Pusat, Minggu (16/12/2018).
Advertisement
Dalam gerakan tersebut, Bernard mengklaim tidak ada unsur politik. Namun mereka sepakat agar tidak memilih calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sebab memiliki rekam jejak orde baru dan tidak layak dipilih.
"Oh iya (menolak Prabowo jadi Capres). Karena dia harus bertanggung jawab terhadap pelanggaran HAM yang dilakukan karena itu rekomendasi dari Komnas HAM," jelas Bernard.
Dia menjelaskan Prabowo yang diduga memiliki pelanggaran HAM berat harus bertanggung jawab dan menyelesaikan kasus-kasusnya. "Prabowo harus bertanggung jawab terhadap penculikan aktivis," kata Bernard.
Selanjutnya Rumah Gerakan 98 akan terus mengampanyekan perlawanan terhadap orba. Pihaknya kata dia akan terus menggalangkan suara agar masyarakat bisa lawan orde baru.
"Tentunya kita akan mengkampanyekan perlawanan terhadap orde baru. Dan ini akan kita masifkan di setiap kota, dan kita akan deklarasi di Banten, Bandung, Medan, Makassar, akan ada kegiataan kita untuk selalu menyuarakan itu," ungkap Bernard.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kembali ke Orba
Diketahui beberapa partai politik yang mendukung Prabowo menginginkan agar Indonesia saat ini berubah jadi era Presiden ke-2 RI Soeharto. Salah satunya Ketua Dewan Kehormatan Partai Berkarya Titiek Soeharto.
Dalam twitternya dia mengajak masyarakat agar bisa kembali di masa itu untuk mewujudkan swasembada pangan, sehingga tidak tergantung pada impor.
"Sudah cukup... Sudah saatnya Indonesia kembali seperti waktu era kepemimpinan Bapak Soeharto yang sukses dengan swasembada pangan, mendapatkan penghargaan internasional, dan dikenal dunia," demikian kicauan Titiek lewat akun media sosial Twitter @TitiekSoeharto.
Reporter: Intan Umbari Prihatin
Sumber: Merdeka.com
Advertisement