Homestay Tempat Pesta Seks di Sleman Terancam Ditutup

Bupati Sleman Sri Purnomo ikut buka suara soal skandal pesta seks di salah satu homestay di kawasan Sleman.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 17 Des 2018, 08:00 WIB
Bupati Sleman Sri Purnomo. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Sleman - Bupati Sleman Sri Purnomo ikut buka suara soal skandal pesta seks yang terbongkar hampir satu pekan lalu di homestay kawasan Condongcatur, Depok, Sleman. Ia memerintahkan kepada Kasat Pol PP untuk lebih tegas mengawasi indekos dan homestay yang berada di Sleman.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk ikut peduli dan saling mengawasi, mengingat jumlah personel Satpol PP di Sleman terbatas jika dibandingkan dengan pertumbuhan homestay dan indekos.

"Ketika lingkungan menjadi kegiatan yang tidak sehat bisa melapor ke Satpol PP atau polisi," ujar Sri Purnomo kepada Liputan6.com, Minggu (16/12/2018).

Terkait pesta seks, ia juga meminta kepada Kepala Satpol PP untuk menyelidiki sejauh mana keterlibatan pemilik homestay dalam kegiatan itu.

"Kalau yang punya terlibat melaksanakan itu ya tutup (homestay)," tuturnya.

Sri juga menekankan perlu kepemilikan izin pemanfaatan tanah dan apabila homestay tersebut belum berizin, maka harus mengurus perizinan.

 


Pesta Seks

Homestay tempat kejadian perkara pesta seks di Sleman yang terancam ditutup. (Liputan6.com/ Switzy Sabandar)

Sebelumnya dikabarkan, homestay AW blok 233E yang berlokasi di Desa Condongcatur, Kecamatan Depok, Sleman menjadi tempat kejadian perkara pesta seks. Homestay AW berupa deretan rumah menghadap ke arah selatan dengan luas bangunan 114 meter persegi.

Ada tiga rumah yang merupakan bagian dari homestay AW, yakni blok 233A, 233D, dan 233E. Sedangkan blok D dan C sudah dijual menjadi milik orang lain.

Berdasarkan penelusuran Liputan6.com, bangunan rumah itu sudah berdiri sejak 2004. Namun, fungsinya berubah menjadi homestay sejak dua tahun lalu. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya