Liputan6.com, Jakarta - Asal suara misterius di langit Pekalongan dan Semarang, Jawa Tengah, terkuak. Suara itu berasal dari pesawat Antonov An-12BP yang tengah melintas di langit Pantura.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengungkapkan, pesawat tersebut berangkat dari Jakarta menuju Melbourne, Australia.
Advertisement
"Jadi, bukan dari UFO atau pesawat Avenger ya," ucap Sutopo tentang asal suara misterius dari langit dalam akun Twitter-nya seperti dikutip Liputan6.com, Jakarta, Senin (17/12/2018).
Manajer Hubungan Masyarakat Airnav Indonesia Yohanes Harry Sirait juga menuturkan hal yang sama.
"Benar itu pesawat Antonov. Rute Jakarta-Melbourne," ujar Yohanes dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Minggu, 16 Desember 2018.
Yohanes menuturkan, pesawat AN12 merupakan tipe pesawat heavy, sehingga dengan pesawat tersebut memiliki rate of climb yang rendah.
"Sehingga saat berada di langit Jawa Tengah, pesawat baru mencapai ketinggian 23.000 kaki untuk menuju intended level 25.000 kaki. Dampaknya menimbulkan suara yang sangat gemuruh," kata Yohanes soal asal suara misterius dari langit.
Antonov merupakan pesawat buatan Ukraina dan perusahaan jasa dengan keahliaan di konstruksi pesawat terbang yang sangat besar. Antonov atau Antonov Aeronautical Scientist/Technical Complex (ASTC) merupakan perusahaan komersial milik negara tersebut.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Jangan Kaitkan dengan Mistis
Sebelumnya, Bagian Observasi Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Semarang, Sukarno, menilai tidak ada fenomena alam terkait suara misterius dari langit ini. Kemungkinan besar suara misterius hanyalah suara mesin pesawat.
"Ini kan memang jalur pesawat lewat, jadi kemungkinan hanya suara mesin," kata Sukarno ketika dihubungi Liputan6.com, Jumat (14/12/2018).
Dia pun mengimbau masyarakat tak perlu meyakini adanya unsur mistis dari suara misterius dari langit ini. Solusinya bisa dengan membaca buku-buku ilmiah, sehingga tahu faktanya.
"Masyarakat tidak perlu percaya dengan mistis. Pasti ada penjelasan logis. Bisa membaca buku ilmiah," ujar Sukarno.
Advertisement