Industri Pariwisata Manggarai Barat Tolak Kenaikan Tiket TN Komodo

Wacana kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo menuai banyak penolakan dari para pelaku pariwisata di Manggarai Barat.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 17 Des 2018, 11:11 WIB
Pulau Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo, NTT. (dok.Instagram @pulaukomodotour/https://www.instagram.com/p/BoD9yfCB0zp/Henry

Liputan6.com, Labuan Bajo Wacana kenaikan harga tiket masuk Taman Nasional Komodo yang dicetuskan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menuai banyak penolakan. Salah satunya dari Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formappmabar). Forum ini bahkan mengeluarkan rilis resmi, Sabtu (15/12).

Formappmabar adalah gabungan dari para pelaku pariwisata di Manggarai Barat. Organisasi profesional yang tergabung didalam Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat (Formapp-Mabar) adalah DPC ASITA Manggarai Barat, DPC HPI Manggarai Barat, Asosiasi Kapal Angkutan Wisata Manggarai Barat, PHRI Manggarai Barat, Persatuan Penyelam Professional Komodo (P3K), dan Koperasi taksi Bandara (Flores Today). serta Forum Masyarakat Penyelamat Pariwisata Mabar (Formapp mabar).

Ada 16 poin yang disampaikan Formappmabar. Intinya, mereka mengecam kenaikan harga tiket masuk TN Komodo. Karena, dapat membatalkan kunjungan wisatawan. Baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

"Dari wacana kenaikan tiket di Taman Nasional Komodo, akan banyak pihak yang akan dirugikan, misalnya kapal wisata lokal yang selama ini mengharapkan tamu backpacker atau wisatawan berbajet rendah, dengan kenaikan tersebut maka wisatawan tidak akan datang ke Labuan Bajo dan Komodo sehingga yang rugi adalah kapal wisata lokal karna tidak ada lagi wisatawan yang mengunakan jasa mereka," tulis Formappmabar dalam rilisnya.

Bahkan, disebut jika travel agent lokal Labuan Bajo sedang mengalami dampak buruk dari wacana itu.

“Wisatawan yang sudah dan sedang berencana melakukan tour, bahkan yang telah melakukan pemesanan tour package ke Komodo melalui travel agent telah membatalkan bookingan turnya. Dengan alasan rencana kenaikan tarif masuk taman nasional yang sangat mahal," tulis pernyataan lainnya.

Formapp-Mabar pun meminta Pemprov NTT dalam hal ini Gubernur Viktor Laiskodat untuk mengkaji ulang wacana itu. Dan membuat suasana kembali kondusif. Dengan cara, tetap mengajak wisatawan datang ke TN Komodo karena belum ada keputusan resmi dari pemerintah pusat terkait kenaikan harga masuk tiket taman nasionalnya.

Penolakan ternyata bukan hanya disampaikan industri pariwisata Labuan Bajo. Bahkan, warga di sana pun ikut menentang rencana tersebut.

"Sekarang, pariwisata sudah menjadi mata pencarian utama warga Labuan Bajo dan Pulau Komodo. Ada yang menyewakan kapal, menjadi tour guide, pengrajin suvenir, ranger di taman nasional dan menyewakan homestay. Kalau tidak ada wisatawan yang datang, ya matilah pariwisata dan mata pencaharian kita," papar warga yang minta namanya disebutkan.

Sebelumnya, Pemprov NTT berencana menaikan harga tiket masuk ke Pulau Komodo di Labuan Bajo, NTT. Harga tiketnya yakni USD 500 untuk turis mancanegara dan USD 100 untuk wisatawan domestik.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya