Defisit Neraca Dagang November 2018 Terbesar dalam 5 Tahun

Adapun penyebab membengkaknya defisit adalah impor migas yang cukup besar sejak awal tahun.

oleh Merdeka.com diperbarui 17 Des 2018, 18:00 WIB
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan selama November 2018 defisit USD 2,05 miliar. Angka tersebut terbesar sepanjang tahun ini. Tidak hanya itu, defisit neraca dagang ini juga yang terparah sejak lima tahun terakhir. Defisit terbesar sebelumnya tercatat pada Juli 2013 sebesar USD 2,03 miliar.

Direktur Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Anggoro Dwitjahyono mengatakan, defisit ini dipengaruhi oleh laju impor yang tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor. "Ini defisit yang terdalam memang sepanjang tahun ini, cukup besar. Kalau dibandingkan Juli 2013, iya beda sedikit," ujarnya, di Kantor BPS, Jakarta, Senin (17/12/2018).

Menurut data BPS, pada November laju ekspor sebesar USD 14,38 miliar, turun 6,69 persen dibandingkan bulan lalu. Angka ini juga turun 3,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (yoy). Penurunan juga terjadi pada impor sebesar 4,47 persen atau mencapai USD 16,88 miliar namun masih tumbuh positif 11,68 persen (yoy).

Adapun penyebab membengkaknya defisit adalah impor migas yang cukup besar sejak awal tahun. BPS mencatat, impor migas sudah mengalami defisit USD 1,46 miliar sejak Januari hingga November 2018, sementara impor nonmigas defisit USD 583 juta.

Berdasarkan negara asal impor, secara kumulatif, China masih mendominasi pangsa impor Indonesia sebesar USD 40,8 miliar atau tumbuh 28,07 persen, disusul oleh Jepang sebesar USD 16,6 miliar atau tumbuh 11,41 persen. Kemudian, disusul oleh Thailand sebesar USD 10,09 miliar atau 6,94 persen, Singapura sebesar USD 8,89 miliar atau 6,11 persen, serta Amerika Serikat (AS) sebesar USD 8,39 miliar atau 5,76 persen.

Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Defisit Neraca Perdagangan Indonesia USD 2,05 Miliar di November 2018

Pekerja melintasi deretan mobil yang siap diekspor di Tanjung Priok Car Terminal, Jakarta, Selasa (8/8). Kemenperin mencatat, ekspor Mobil pada periode Januari-Juni 2017 meningkat 20,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2016. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar USD 2,05 miliar pada November 2018. Dengan demikian sejak awal tahun hingga November, Indonesia defisit sebesar 7,52 miliar.

"Neraca perdagangan November mengalami defisit cukup dalam sebesar USD 2,05 miliar," ujar Kepala BPS, Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Senin (17/12/2018).

Defisit neraca perdagangan pada November disumbang oleh impor sebesar USD 16,88 miliar. Angka ini turun sekitar 4,4 persen jika dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya. 

"Impor bulan lalu disumbang oleh migas sebesar USD 2,84 miliar dan non migas USD 14,04 miliar. Meski demikian, impor migas turun 2,8 persen juga non migas turun 4,8 persen," jelasnya.

Selain impor, defisit neraca perdagangan juga dipengaruhi oleh nilai ekspor Indonesia pada November yang mengalami penurunan cukup besar sebesar 6,69 persen menjadi USD 14,43 miliar jika dibandingkan dengan Oktober 2018.

"Pada November ini, nilai ekspor Indonesia USD 14,43 miliar. Kalau dibandingkan Oktober 2018 berarti ada penurunan ekspor 6,69 persen," jelas Suhariyanto.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya