Liputan6.com, Jakarta - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri meninjau jalur mudik menjelang Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 mendatang. Peninjauan jalur ini bersama Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Jasa Marga dan Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT).
Kakorlantas Polri Irjen Pol Refdi Andri mengatakan, tinjauan ini untuk mengecek kesiapan Jalan Tol Trans Jawa, dari Jakarta hingga Surabaya, Jawa Timur. Dia mengatakan, strategi telah disiapkan untuk mengurai kemacetan arus lalu lintas saat arus mudik serta balik saat Natal dan Tahun Baru.
Advertisement
"Ada beberapa ruas yang akan menjadi perhatian khusus Polri dan pihak terkait untuk mengantisipasi kepadatan yang terjadi. Mulai dari Tol Cikampek, Cipali dan Tol Semarang-Batang, dan ruas Tol Salatiga-Kartasura," kata Refdi, Senin (17/12/2018) malam.
"Kalau kesimpulan kami apa yang kami lihat semuanya sudah layak dilalui dan dilewati dan digunakan pengguna jalan saat mudik dan balik," tambahnya.
Meskipun arus mudik dipastikan akan lancar, Refdi menekankan kepada seluruh masyarakat yang mudik untuk tetap menjaga keselamatan dan kesehatan saat berkendara.
"Jadi pengemudi yang berkeselamatan jangan jadi pengemudi yang membahayakan. Apalagi pengemudi yang agresif dimana semua kejar waktu pendek," ujar dia.
Mantan Karo Provost ini mengungkapkan, jalur Tol Trans Jawa rencananya akan dioperasikan saat arus mudik Natal dan Tahun Baru. Sehingga, masyarakat yang hendak menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur dari Jakarta dipastikan akan lebih cepat sampai tujuannya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Jaga Ketertiban
Meski begitu, jenderal bintang dua ini pun menegaskan, kecepatan bukanlah menjadi faktor utama yang harus dicapai oleh pemudik.
Pasalnya, masyarakat harus mengedepankan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas (Kamsebtibcar Lantas).
"Yang kami harapkan sampai ke ke semua masyarakat artinya kalau kecepatan dari Km 0 rerata 80-90 Km/jam tidak lebihi 100Km/jam lebih baik jangan kita perkirakan Km 0 sampai Surabaya 750 Km pengendara harus sampai 12 jam itu tidak benar," ungkap dia.
"Jadi aturlah waktunya istirahat baik perkirakan istirahat itu munculkan konsentrasi baru untk keselamatan," sambungnya.
Advertisement