Liputan6.com, Jakarta: Harga minyak mentah di perdagangan elektronik Rabu (21/3) kembali naik setelah semalam turun tajam. Kenaikan harga minyak dipicu laporan yang menunjukkan pasokan minyak mentah di Amerika Serikat menurun.
Laporan dari API menyatakan pasokan minyak mentah di AS pekan lalu turun 1,4 juta barel. Laporan tersebut keluar di tengah sentimen bearish minyak mentah yang didukung oleh rencana Arab Saudi untuk meningkatkan produksi.
Harga minyak mentah untuk kontrak Mei naik 57 sen dan ditransaksikan pada posisi US$ 106,64 per barel. Di akhir perdagangan dini hari tadi, harga minyak mentah turun US$ 2,49 dolar dan ditutup pada posisi US$ 106,07 per barel. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 15 Maret lalu.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan harga minyak mentah masih cenderung didorong oleh faktor mengenai kekhawatiran pasokan dari Iran. Harga minyak mentah berpotensi bergerak pada kisaran US$ 100 - US$ 110 per barel.(www.vibiznews.com/BOG)
Laporan dari API menyatakan pasokan minyak mentah di AS pekan lalu turun 1,4 juta barel. Laporan tersebut keluar di tengah sentimen bearish minyak mentah yang didukung oleh rencana Arab Saudi untuk meningkatkan produksi.
Harga minyak mentah untuk kontrak Mei naik 57 sen dan ditransaksikan pada posisi US$ 106,64 per barel. Di akhir perdagangan dini hari tadi, harga minyak mentah turun US$ 2,49 dolar dan ditutup pada posisi US$ 106,07 per barel. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 15 Maret lalu.
Analis Vibiz Research dari Vibiz Consulting memperkirakan harga minyak mentah masih cenderung didorong oleh faktor mengenai kekhawatiran pasokan dari Iran. Harga minyak mentah berpotensi bergerak pada kisaran US$ 100 - US$ 110 per barel.(www.vibiznews.com/BOG)
