Pembangunan 8 Kawasan Industri di Luar Jawa Bakal Rampung 2019

Sampai November 2018, telah beroperasi 10 kawasan industri yang termasuk proyek strategis nasional (PSN).

oleh Septian Deny diperbarui 18 Des 2018, 10:30 WIB
Bengkulu akan membangun kawasan industri baru yang teritegritas dengan pelabuhan dimulai bulan Desember 2017 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakselerasi pembangunan kawasan industri di luar Jawa. Hal ini guna mendorong pemerataan infrastruktur dan ekonomi di seluruh Indonesia.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan,‎ pada 2019, ditargetkan sebanyak 18 kawasan industri di luar Jawa sudah dapat beroperasi. Dari jumlah tersebut, 8 kawasan industri dalam tahap konstruksi dan 10 masih tahap perencanaan.

“Sampai November 2018, telah beroperasi 10 kawasan industri yang termasuk proyek strategis nasional (PSN). Ke-10 kawasan industri tersebut, berlokasi di Morowali, Bantaeng, Konawe, Palu, Sei Mangkei, Dumai, Ketapang, Gresik, Kendal, dan Banten," ujar dia di Jakarta, Selasa (18/12/2018).

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN, terdapat 23 kawasan industri yang ditetapkan sebagai PSN. “Pengembangan kawasan industri menjadi perhatian utama pemerintah karena mampu mewujudkan perekonomian yang inklusif,” lanjut dia.

Sebanyak 8 kawasan industri yang tengah dikebut pembangunannya sehingga diharapkan bisa selesai pada tahun depan, yaitu di Lhoukseumawe, Ladong, Medan, Tanjung Buton, Landak, Maloy, Tanah Kuning, dan Bitung. Kedelapan kawasan industri ini yang sedang tahap konstruksi.

Sementara itu, 10 kawasan industri yang masih tahap perencanaan adalah di Kuala Tanjung, Kemingking, Tanjung Api-api, Gandus, Tanjung Jabung, Tanggamus, Batulicin, Jorong, Buli dan Teluk Bintuni.

“Kami memproyeksi nantinya terjadi peningkatan kontribusi sektor industri pengolahan nonmigas di luar Jawa sebesar 60 persen dibanding di Jawa,” kata dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Industri Berbasis Sumber Daya Alam

Daya dukung pelabuhan untuk memperlancar arus transportasi hasil industri di Bengkulu mulai dilakukan pembenahan oleh PT Pelindo II sebagai operator pelabuhan Samudra Pulau Baai Bengkulu (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Airlangga menjelaskan, kawasan industri di Jawa akan difokuskan pada pengembangan jenis industri tertentu. Sedangkan pengembangan kawasan industri baru di luar Jawa diarahkan pada industri berbasis sumber daya alam dan pengolahan mineral.

“Misalnya di Sei Mangkei dan Kuala Tanjung akan menjadi klaster pengembangan industri berbasis agro dan aluminium karena di sana ada Inalum dan industri pengolah CPO. Ini juga merupakan langkah Kemenperin memacu hilirisasi industri. Seperti Inalum sudah memproduksi aluminium alloy yang bisa digunakan sektor otomotif untuk blok mesin,” jelas dia.

Upaya strategis tersebut tentu untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri. Sehingga dapat mensubstitusi produk impor, meningkatkan penerimaan devisa dari hasil ekspor, dan melengkapi rantai pasok manufaktur di Indonesia. Selain itu mampu memperdalam struktur industri di Indonesia.

“Contohnya di Morowali, kita sudah berhasil melakukan hilirisasi terhadap nickel ore menjadi stainless steel. Kalau nickel ore dijual sekitar USD 40-60, menjadi stainless steel harganya di atas USD 2.000. Kita sudah mampu ekspor dari Morowali senilai USD 4 miliar, baik itu hot rolled coil maupun cold rolled coil ke Amerka Serikat dan China,” ungkap dia.

Airlangga menambahkan, pembangunan kawasan industri diyakini dapat meningkatkan nilai investasi di Indonesia. “Bahkan, dengan berdirinya pabrik akan menyerap banyak tenaga kerja lokal. Ini salah satu bukti dari multiplier effect aktivitas industrialisasi,” tutur dia.

 


Investasi Sektor Industri

Menperin Airlangga Hartarto melakukan test drive saat penyerahan 10 mobil listrik dari Mitsubishi Motors kepada pemerintah Indonesia. Mobil tersebut terdiri dari delapan unit Mitsubishi Outlander PHEV dan dua unit i-MiEV. (Liputan6.com/JohanTallo)

Hingga November 2018, realisasi investasi sektor industri mencapai Rp 70,8 triliun atau 27,72 persen dari seluruh penanaman modal di Indonesia. Sementara, pada semester I-2018, jumlah tenaga kerja di sektor industri sudah memebus angka 17,92 juta orang.

“Pada era pemerintahan Bapak Jokowi, di klaster Cilegon, sudah ada beberapa tambahan investasi. Misalnya, Posco dan Krakatau Steel sebesar USD 3 miliar dan beberapa minggu lalu Lotte melakukan ground breaking senilai USD 3,5 miliar. Ini diharapkan dapat memberikan efek kepercayaan diri kepada investor lain karena dilakukan menjelang tahun politik. Artinya, investor tidak perlu lagi menunggu, bahwa kondisi ekonomi dan politik Indonesia dinilai stabil,” kata dia.

Di samping itu, Airlangga menyampaikan, pihaknya bertekad memfasilitasi pembangunan politeknik di kawasan industri. Upaya ini guna memudahkan perusahaan mendapatkan tenaga kerja kompeten sesuai kebutuhan zaman sekarang, terutama dengan adanya perkembangan teknologi industri 4.0.

“Kami telah memfasilitasi pembangunan Politeknik Industri Logam di Morowali dan Politeknik Industri Kimia di Cilegon. Langkah membangun kualitas sumber daya manusia ini sejalan dengan implementasi Making Indonesia 4.0 serta program prioritas pemerintah pada tahun depan yang akan melaksanakan secara masif kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi," tandas dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya