Li Wenzu mencukur rambutnya saat menggelar aksi di Beijing (17/12). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes penahanan suaminya, Wang Quanzhang oleh pemerintah setempat yang juga pengacara hak asasi manusia Tiongkok. (AFP Photo/Fred Dufour)
Polisi berjaga di pintu pengadilan ketika Li Wenzu mencoba masuk setelah dia mencukur rambutnya di Beijing (17/12). Li Wenzu mengatakan, ia tidak dapat mengunjungi suaminya yang telah hilang dalam sebuah penindasan 2015 silam. (AFP Photo/Fred Dufour)
Yuan Shanshan mencukur rambutnya saat menggelar aksi di Beijing (17/12). Aksi itu dilakukan sebagai bentuk protes penahanan suaminya, Xie Yanyi yang ditahan dalam sebuah penindasan 2015 silam. (AFP Photo/Fred Dufour)
Li Wenzu mencukur rambutnya saat menggelar aksi di Beijing (17/12). Para istri secara bergantian mencukur rambut masing-masing sebelum menuju Mahkamah Agung Rakyat China untuk mengajukan petisi. (AFP Photo/Fred Dufour)
Yuan Shanshan mencukur rambutnya saat menggelar aksi di Beijing (17/12). Yuan dan istri lainnya memprotes penahanan suami mereka sejak 2015 ketika lebih 200 pengacara dan aktivis ditahan, yang dikenal sebagai tindakan keras "709". (AFP Photo/Fred Dufour)
Wang Qiaoling (kiri), Yuan Shanshan(kedua kiri), Li Wenzu (kedua kanan) dan Liu Ermin berpose untuk media sebelum mereka mencukur rambutnya untuk memprotes penahanan suami mereka di Beijing (17/12). (AFP Photo/Fred Dufour)
Wang Qiaoling (kanan), Yuan Shanshan (kiri), Li Wenzu (kedua kiri) dan Liu Ermin (kedua kanan) berpose untuk media usai mereka mencukur rambutnya untuk memprotes penahanan suami mereka sejak 2015 di Beijing (17/12). (AFP Photo/Fred Dufour)
