Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa ini. Sentimen sikap The Fed itu dampaknya lebih besar terhadap pasar valas di dalam negeri.
Mengutip Bloomberg, Selasa (18/12/2018), rupiah dibuka di angka 14.561 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.580 per dolar AS. Menjelang siang, penguatan rupiah berlanjut ke level 14.481 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.480 per dolar AS hingga 14.561 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 6,84 persen.
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di level 14.523 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.617 per dolar AS.
Baca Juga
Advertisement
Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail, mengatakan bahwa mata uang dolar AS cenderung bergerak melemah terhadap hampir semua mata uang dunia, termasuk rupiah seiring ekspektasi pasar terhadap sikap Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) yang dovish.
"Jelang rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini, ekspektasi pasar semakin kuat bahwa The Fed akan memberikan arah kebijakan moneter yang kurang agresif atau dovish pada 2019 menyusul melambatnya pertumbuhan ekonomi AS," katanya dikutip dari Antara.
Sentimen sikap The Fed itu dampaknya lebih besar terhadap pasar valas di dalam negeri. Sentimen negatif dari dalam negeri yakni mengenai naiknya defisit neraca perdagangan Indonesia November 2018.
"Rupiah kemungkinan akan bergerak di kisaran 14.500 per dolar AS hingga 14.550 per dolar AS dengan peluang menguat," katanya.
Analis Valbury Asia Futures, Lukman Leong, mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar uang masih merespons positif fundamental ekonomi nasional sehingga rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS.
"Pasar masih merespons data ekonomi seperti terjaganya inflasi, cadangan devisa meningkat, serta sejumlah paket kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Jokowi: Jangan Kaget Kalau Rupiah Terus Menguat
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memprediksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan terus menguat. Itu didukung dengan berbagai sentimen positif yang telah dibangun perlahan oleh pemerintah.
"Saya sangat berbahagia sekali bahwa satu tahun belakangan ini konsolidasi sektor fiskal, moneter, dan pelaku-pelaku usaha industri pasar itu berjalan dengan baik. Konsolidasi seperti ini kalau terus dilakukan akan membuahkan hasil yang konkret," ucapnya di Ritz Carlton, Jakarta Selatan, pada Senin 3 Desember 2018.
Menurut Jokowi, pemerintah akan terus mengoptimalkan potensi domestik untuk merespons ketidakpastian global. Terutama dalam upayanya mengatasi pelebaran defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).
"Kita juga kan produsen terbesar kelapa sawit di dunia, produksi CPO kita 42 juta ton per tahun. Ini kita usahakan hilirisasi untuk Biosolar 20 (B20). Kita wajibkan penggunaannya, berapa juta ton yang bisa kita hemat. Setelah itu kita akan mengejar b80 lalu b100. Sekali lagi, ini akan mengurangi CAD karena impor solar bisa dikurangi dan dihilangkan," ujarnya.
"Kemudian pembangunan infrastruktur. Selama 4 tahun terakhir ini, kita melihat, kita telah banyak membangun baik airport, pelabuhan, jalan tol, pembangkit listrik, banyak sekali," ia menambahkan.
BACA JUGA
Kata Jokowi, upaya-upaya tersebut dalam rangka membangun kepercayaan (trust) kepada para investor.
"Kalau hal seperti ini bisa kita kerjakan. Ini jadi pondasi kita untuk bersaing dengan negara-negara maju. Dan setelah infrastruktur, kita akan masuk ke pembangunan Sumber Daya Alam (SDA). Butuh sekolah vokasi yang membutuhkan standard internasional, upgrade anak-anak muda kita," ungkapnya.
Jokowi pun menekankan, dengan maraknya sentimen positif baik dari sisi internal maupun eksternal (global) yang kini datang, maka hal tersebut akan membentuk rupiah untuk semakin menguat.
"Jadi yang kita bangun adalah trust, kepercayaan. Kita mengelola fiskal sangat hati-hati. Yang saya dengar arus modal sudah kembali masuk, jadi jangan kaget kalau dolar nanti turun terus," tandasnya.
Advertisement