Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) akan menutup akhir tahun ini dengan membukukan arus kas (cashflow) operasional yang positif, setidaknya sekitar Rp 1,1 triliun. Kondisi ini menjadi modal yang kuat bagi Waskita Beton Precast di tahun depan.
Direktur Keuangan Waskita Beton Precast Anton YT Nugroho mengatakan, capaian positif tersebut karena rasio posisi utang berbunga terhadap modal Waskita Beton Precast yang masih sebesar 0,77 kali, masih jauh dari batas yang ditentukan sebesar 2,5 kali.
Dengan besaran ekuitas per September 2018 sebesar Rp 7,45 triliun, Waskita Beton Precast masih memiliki kapasitas ruang pendanaan yang besar.
Baca Juga
Advertisement
“Saat ini penerimaan termin yang sudah masuk mencapai Rp 9,8 triliun, kami terima lagi sampai akhir tahun ini sebesar Rp 1,6 triliun lagi, total sekitar Rp 11,4 triliun. Jadi tahun ini arus kas dari operasional akan surplus besar,“ ujar dia di Jakarta, Selasa (18/12/2018).
Tahun ini, lanjut dia, Waskita Beton Precast telah menuntaskan proyek Tol Becakayu yang merupakan proyek turn key pertama Waskita Beton Precast.
Proyek turn key memiliki margin yang lebih besar dibandingkan non-turn key namun sebagai kompensasinya kontraktor harus siap pendanaan sampai proyek selesai.
"Penyelesaian proyek Becakayu tersebut membuktikan bagaimana Waskita Beton Precast memiliki kemampuan dan manajemen pendanan yang sangat baik, inilah yang membuat margin WSBP jauh melampaui emiten di sektor precast dan jasa konstruksi lainnya," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Masih 2 Proyek
Saat ini Waskita Beton Precast masih menyisakan dua proyek turn key yaitu proyek jalan tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) dan Cimanggis-Cibitung.
Pembayaran termin KBLM sudah terealisasi sebesar Rp 665 miliar, dimana sebesar Rp 250 miliar merupakan pembayaran turn key. Dan akhir bulan Desember ada realisasi pembayaran lagi sebesar Rp 1,6 triliun dan sisanya tahun depan.
"Begitu juga untuk Cimanggis-Cibitung terealisasi pada tahun depan dengan pembayaran termin sebesar sekitar Rp 2,6 triliun atau 100 persen," tandas dia.
Advertisement