Kata Menko Luhut soal Keuntungan Pertemuan IMF-World Bank

Perhelatan IMF-World Bank (WB) Annual Meeting di Bali dinilai memberikan dampak sangat positif bagi iklim investasi di Indonesia.

oleh Merdeka.com diperbarui 18 Des 2018, 20:44 WIB
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberi paparan saat rapat koordinasi membahas pengembangan kendaraan listrik nasional di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (29/11). Langkah ini sebagai upaya menekan emisi gas buang. (Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, perhelatan IMF-World Bank (WB) Annual Meeting di Bali memberikan dampak sangat positif bagi iklim investasi di Indonesia.

Pertemuan yang dilaksanakan pada 8-14 Oktober 2018 tersebut, kata dia, sangat penting dalam terbangunnya citra positif Indonesia di mata dunia. Dengan demikian, menarik peluang investasi dari luar.

"Sangat banyak, kita di dunia internasional (pertemuan) di Korea, 2 hari lalu itu sangat mudah menjual peluang di Indonesia," kata dia, di Kantor Bappenas, Jakarta, Selasa (18/12/2018).

"Saya berpikir kenapa kita enggak menjadi pemain global. Trust sudah dicapai, kita tinggal bagaimana mengejar mereka sudah tidak susah lagi. Karena IMF-World Bank Annual Meeting kasih rekomendasi yang paling tinggi untuk Indonesia," lanjut dia.

Ketua Panitia Nasional Penyelenggaraan IMF-World Bank ini mengatakan beberapa perusahaan bahkan sudah secara terang-terangan menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia.

Sebagai contoh, Luhut menyebut produsen mobil asal Korea Selatan, Hyundai telah menyatakan minat untuk berinvestasi di sektor industri mobil listrik. "Kemarin kita ke Korea Selatan. Katanya Hyundai mau relokasi mobil listriknya ke indonesia untuk membuat indonesia menjadi hub," tutur dia.

Selain akibat perhelatan IMF-World Bank Annual Meeting di Bali, tentu juga disebabkan potensi industri lithium battery di Indonesia yang sedang tumbuh.

"Karena Indonesia mempunyai produksi lithium battery yang kita kerjasamakan dengan perusahan China, produsen lithium battery terbesar di dunia yang bersaing dengan LG dan Panasonic. Lalu LG dia juga mau dan Panasonic," ujar dia.

Kepada industri yang telah menyatakan minat tersebut, kata Luhut Binsar Pandjaitan, Indonesia menjamin proses perizinan yang cepat dan transparan. 

"Hyundai tanya bagaimana license (perizinan), saya bilang saya yang urus. Pokoknya saya bilang bawa duit dan teknologi dan Indonesia terlibat. Saya bilang bawa tim mu. Saya akan minta kementerian terkait supaya urus jadi cepat selesai," ungkapnya.

"Sehingga jangan ada lagi sogok-menyogok ditangkap KPK lagi. Jadi saya yang urus. Sambil tunggu OSS selesai dikerjakan. Indonesia itu akan sangat transparan. Dengan OSS selesai, itu akan mem-bypass proses perizinan tidak akan ada lagi KKN," tutur dia.

 

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

 


Menko Luhut: Indonesia Harus Bikin Mobil Listrik di Karawang

Menkomaritim Luhut Binsar Panjaitan memberi sambutan saat menghadiri penandatanganan kerja sama antar bank sindikasi di Jakarta, Jumat (29/12). Kerja sama antar bank tersebut sebesar 19,25 triliun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menghadiri rapat koordinasi Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), terkait pengembangan industri kendaraan bermotor listrik nasional, Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, berbicara peluang Indonesia memiliki mobil listrik sendiri.

Menurutnya, seharusnya Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri mobil listrik. Pasalnya, pemerintah juga dalam waktu dekat ini bakal membangun pabrik baterai lithium, yang dikalaim sebagai paling besar di dunia.

"Kita bikin mobil Indonesia dong, kan baterainya sudah ada, mobilnya kita bikin di Karawang, Bekasi buat Indonesia," ujar Menko Luhut di Gedung Nusantara III, Jakarta, Kamis 29 November 2018, seperti disitat Merdeka.com.

Lanjutnya, ia meyakini jika Indonesia memiliki banyak orang-orang hebat yang bisa menyukseskan pengembangan industri kendaraan bermotor listrik ini. Ditambah lagi cadangan kobalt (Co) Indonesia, bahan utama baterai mobil listrik, menjadi yang terbesar di dunia.

"Kita jadi pemain utama karena cadangan baterai kita besar. Kadang-kadang kita enggak tahu (kalau) kita sakti," ujar dia.

Sehingga bukan tidak mungkin kendaraan bermotor listrik akan dikembangkan di Indonesia. "India masih cari lithium baterai. Kita ada di Halmahera Utara cadangan Cobalt yang (Co) besar. Di situ paling besar. Jadi kita tak ada masalah," ujarnya.

Menko Luhut menilai mobil listrik itu tidak semahal jenis Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, dia tidak perlu mesin seperti karburator, hanya butuh listrik saja.

Menko Luhut percaya, Indonesia akan menjadi pemimpin jika kendaraan listrik ini terwujud.

Penggunaan mobil listrik akan meningkatkan diversifikasi pemanfaatan sumber energi di Indonesia sehingga mengurangi impor BBM dan menurunkan emisi gas karbondioksida.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya