Liputan6.com, Jakarta Walau badannya tidak sebongsor Optimus Prime, Bumblebee punya tempat tersendiri di hati para penggemar Transformers. Apalagi Autobot warna kuning ini memiliki kepribadian riang, sekaligus petarung yang pantang menyerah.
Nah dalam film solonya yang juga bertajuk Bumblebee, kepribadian robot ini akan semakin bersinar. Selama hampir dua jam durasinya, Anda mungkin bakal gemas dengan tingkah Bumblebee di film yang tayang mulai hari ini, Rabu (19/12/2018).
Baca Juga
Advertisement
Cerita Bumblebee dibuka dengan sedikit kilas balik robot kuning ini. Ia terluka parah, bahkan kehilangan memorinya setelah berduel dengan salah satu Decepticon.
Charlie (Hailee Steinfeld), seorang remaja kesepian, tak sengaja menemukan dan menghidupkan kembali Bumblebee yang selama ini tersembunyi di tempat rongsokan.
Diburu Decepticon
Meski berasal dari dunia berbeda, keduanya mulai saling mengisi kekosongan di kehidupan masing-masing. Charlie membantu Bumblebee menemukan suaranya. Sementara Bumblebee menjadi sahabat rahasia Charlie.
Hanya saja, kebangkitan Bumblebee tak sengaja membuat Decepticon menyadari bahwa ia masih hidup. Si robot kuning ini diburu oleh Dropkick (Justin Theroux) dan Shutter (Angella Basset) demi menemukan markas rahasia Autobot.
Advertisement
Persahabatan Dua Makhluk Berbeda
Satu hal yang langsung terasa dari Bumblebee, adalah plot ceritanya yang terasa lebih manusiawi ketimbang aksi-aksi hiperbola yang tampil di film pendahulunya.
Bahkan sedikit banyak, Bumblebee terasa seperti film remaja yang menuju dewasa alias coming of age, yang menampilkan pertarungan para robot di beberapa bagian.
Plot soal jalinan persahabatan antara dua spesies yang berbeda dan menghadapi musuh bersama, sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Hal ini, sudah ditampilkan di How to Train Your Dragon, misalnya.
Hanya saja, persahabatan antara Charlie dan Bumblebee masih terasa hangat dan menyenangkan untuk dinikmati. Terutama, karena kepribadian sang autobot yang imut, kocak, dan naif. Performa nomine Oscar Hailee Steinfeld pun tak tenggelam oleh Bumblebee. Ia berhasil menghadirkan sisi remaja galau tanpa membuatnya menjadi sosok yang kelewat sinis.
Tahun 80-an
Hal lain yang membuat film ini semakin asyik dinikmati, terutama untuk penonton berusia dewasa, adalah banyaknya referensi tentang budaya populer tahun 80-an. Mulai dari film The Breakfast Club, juga lagu-lagu ngetop dari The Smith sampai Rick Astley.
Bumblebee, kini bahkan digadang-gadang menjadi harapan baru yang bisa membangkitkan waralaba Transformer. Dapatkah Bumblebee menjawab harapan ini? Kita tunggu saja kelanjutannya nanti.
Advertisement