DPT Pemilu Banyumas Berkurang 6 Ribu Lebih, Ada Apa?

Penyusutan jumlah pemilih itu terjadi lantaran beberapa penyebab. Salah satunya, adanya data ganda dalam DPT Pemilu 2019

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 19 Des 2018, 10:00 WIB
Ilustrasi – Suasana di salah satu TPS di Desa Sidareja Kecamatan Sidareja, dalam Pilkada Cilacap 2017. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Banyumas - Pemilu 2019 tinggal menghitung bulan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) di berbagai daerah pun mulai menyempurnakan atau memperbaiki data. Salah satunya Daftar Pemilih Tetap atau DPT Pemilu 2019.

DPT Pemilu 2019 kerap memicu kontroversi. Karenanya, KPU Banyumas, Jawa Tengah mensinkronkan data dengan lembaga lainnya.

Hasilnya, DPT Pemilu 2019 Kaupaten Banyumas berkurang dari 1.357.646 orang menjadi 1.350.981 orang, atau menyusut sebanyak 6.652 orang dalam data pemilih hasil perbaikan atau DPTHP-2.

Anggota KPU Banyumas, Hanan Wiyoko mengatakan penyusutan jumlah pemilih itu terjadi lantaran beberapa penyebab. Salah satunya, adanya data ganda dalam DPT Pemilu 2019.

“Di antaranya karena ada pencermatan karena ada masukan dari Bawaslu Kabupaten Banyumas, laporan dari masyarakat, kemudian data ganda,” katanya kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.

Selain itu, KPU juga mengurangi jumlah pemilih karena orang tersebut meninggal dunia atau tidak memenuhi syarat. Pencermatan dilakukan selama 30 hari setelah ada masukan dari Bawaslu Banyumas, serta informasi masyarakat.

Pada masa perbaikan itu, KPU juga memasukkan data warga yang sebelumnya tidak terdaftar dalam DPT. Di antaranya pemilih pemula dan purnawirawan TNI atau Polri yang baru saja masuk purnatugas.

Setelah dikurangi nama-nama yang tidak memenuhi syarat dan dimasukannya nama-nama baru hasil pencermatan, maka ditetapkan DPTHP-2 Banyumas ditetapkan sebanyak 1.350.981 orang.

“Selain itu ada juga ada kategori pemilih baru yang sudah masuk ke DP4 tapi tidak ada dalam DPT Pemilu 2019,” dia menambahkan.


Partisipasi Kelompok Disabilitas dan Marginal

Seorang ibu yang menggendong bayinya memasukkan kertas suara ke kotak suara dalam Pilkades di Banyumas. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

KPU Banyumas mentarget partisipasi 77 persen pada Pemilu 2019 nanti. Itu artinya, target partisipasi ini naik sebanyak dua persen dibanding partisipasi pemilih dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Banyumas 2018 yang tingkat partisipasinya di kisaran 75 persen.

Sebab itu, KPU gencar mensosialisasikan pemilu di berbagai kelompok masyarakat. Antara lain, kelompok disabilitas.

Di Banyumas, pemilih disabilitas berjumlah 3.486 orang. Yakni, terdiri dari tunadaksa 791 orang, tunanetra 703 orang, tunarungu 877 orang, tunagrahita 590 orang, dan disabilitas lainnya 525 orang.

Untuk mendongkrak partisipasi kelompok ini, Hanan memastikan tiap tempat pemungutan suara (TPS) di Banyumas ramah disablitas. Selain itu, di tiap TPS ada petugas yang dipersiapkan secara khusus untuk mendampingi pemilih disabilitas.

“Kalau meminta didampingi, ada petugas kami yang akan mendampingi,” dia menerangkan.

Dia menjelaskan, sosialiasi pemilu 2019 juga gencar dilakukan di kelompok-kelompok disabilitas. Meski tak semua kelompok mendapat sosialisasi langsung, dia berharap agar apa yang diperoleh dari sosialisasi KPU itu akan disebarkan ke kelompok disabilitas lainnya.

Salah satu yang disosialisasikan adalah kertas suara braille. KPU mensosialisasikan kertas suara khusus untuk kaum disabilitas, agar mereka semakin mudah menunaikan pilihannya.

“Pertama kan akses, kedua alat bantu, yang ketika sosialiasi untuk menjangkau komunitas disabilitas. Ini ada kerjasama dengan bisa akses,” dia menjelaskan.

Selain gencar mensosialisasikan ke kelompok disabilitas, KPU Banyumas juga berencana mensosialisasikan pemilu 2019 di kelompok-kelompok marginal. Di antaranya, di rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas), kelompok masyarakat di daerah pinggiran dan lain sebagainya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya