S&P 500 Ditutup Mendatar Jelang Keputusan The Fed

Sebenarnya indeks S&P 500 mampu bergerak menguat 1,1 persen di sesi awal perdagangan.

oleh Arthur Gideon diperbarui 19 Des 2018, 05:09 WIB
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - S&P 500 ditutup mendatar pada perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta), setelah melalui sesi perdagangan yang sangat berombak.

Sentimen yang membuat indeks indeks acuan bursa saham di Amerika Serikat (AS) tersebut terombang-ambing adalah kemungkinan penutupan sebagian pemerintahan AS dan juga kegelisahan dari investor menjelang pertemuan Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed).

Sedangkan indeks acuan utama lainnya yaitu Dow Jones Industrial Average dan Nasdaq hanya mampu membukukan sedikit kenaikan karena terbebani oleh gerak saham Boeing Co dan kelompok saham yang berfokus pada internet.

Mengutip Reuters, Rabu (19/12/2018), Dow Jones Industrial Average naik 82,66 poin atau 0,35 persen menjadi 23.675,64. Untuk S&P 500 bertahan di posisi 2.546,16. Sedangkan Nasdaq Composite menambahkan 30,18 poin atau 0,45 persen menjadi 6.783,91.

Sebenarnya, indeks S&P 500 mampu bergerak menguat 1,1 persen di sesi awal perdagangan setelah pimpinana mayoritas Senat AS Mitch McConnell mengatakan bahwa Partai Demokrat menolak proposal RUU Pengeluaran. Tanpa berlakunya RUU tersebut maka pemerintahan berisiko mengalami penghentian (shutdown).

Indeks acuan tersebut kemudian bergerak di zona negatif secara cepat dan berakhir di bawah penutupan pada perdagangan sebelumnya atau pada Senin.

Saham sektor energi dalam indeks S&P 500 memimpin penurunan yaitu 2,4 persen. Penurunan harga minyak yang lebih dari 7 persen karena kekhawatiran kelebihan pasokan menjadi alasan pelemahan sektor energi.

"Pasar menguji level terendah kemarin dan bangkit kembali dari level itu," kata Keith Lerner, kepala analis SunTrust Advisory Services, Atlanta, AS.

"Investor semakin bersiap menjelang The Fed dan menjelang kemungkinan penutupan sebagian pemerintah." lanjutnya.

Selain ancaman penutupan pemerintahan, investor juga bersiap untuk menghadapi hasil pertemuan dua hari the Fed yang dimulai pada hari Selasa.

Pelaku pasar secara luas mengharapkan the Fed untuk menaikkan patokan suku bunga AS bulan ini, tetapi beberapa investor mengantisipasi bahwa Bank Sentral AS akan menunjukkan kenaikan suku bunga lebih sedikit di 2019 dari yang diperkirakan sebelumnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rincian Saham

Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Saham Boeing Co naik 3,8 persen setelah tiga hari mencetak kerugian karena perusahaan penerbangan ini mengatakan akan menaikkan dividen dan meningkatkan pembelian kembali saham menjadi USD 20 miliar dari USD 18 miliar.

Saham sektor teknologi yaitu saham Facebook Inc, Apple Inc, Amazon.com Inc, Netflix Inc dan Google induk Alphabet Inc secara kolektif dikenal sebagai FAANG, naik antara 1,3 persen dan 3,1 persen.

Saham Goldman Sachs Group Inc naik 2,1 persen dan menghentikan penurunan sembilan hari beruntun terkait skandal 1MDB.

Saham Johnson & Johnson naik 1,0 persen setelah penurunan hampir 13 persen selama dua hari karena perusahaan tersebut menyembunyikan fakta selama beberapa dekade bahwa Baby Powder mengandung asbes.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya