Abaikan Trump, The Fed Akan Dongkrak Suku Bunga

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) diprediksi naikkan suku bunga acuan sekitar 25 basis poin (bps).

oleh Agustina Melani diperbarui 19 Des 2018, 13:19 WIB
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) diprediksi naikkan suku bunga acuan sekitar 25 basis poin (bps) pada pertemuan pertengahan Desember 2018 ini. The Fed juga memberikan sinyal tidak akan terlalu menaikkan suku bunga dari perkiraan sebelumnya.

The Fed akan menaikkan suku bunga tersebut, menurut para ahli dapat menenangkan pasar keuangan yang bergejolak. Akan tetapi, the Fed memiliki tugas beras untuk memaparkan tindakannya sehingga tidak membuat pelaku pasar khawatir terhadap ekonomi dan kondisi keuangan.

Suku bunga the Fed akan diperkirakan menjadi 2,25 persen-2,5 persen. Ekonom berharap the Fed juga dapat hilangkan pernyataan akan melanjutkan kenaikan suku bunga bertahap.

Diperkirakan the Fed menaikkan suku bunga tiga kali lagi tahun depan. Namun, ekonom berharap kenaikan suku bunga sebanyak dua kali pada 2019 dan kemungkinan lainnya pada 2020.

"Ekonomi melambat. Mereka terlalu optimis pada pandangan mereka, tetapi dengan cara sama, mereka harus berjalan dengan cara halus kalau mereka tidak terlalu khawatir. Mereka hanya akan menurunkannya," ujar George Goncalves, Head of Fixed Income Strategy Nomura, seperti dikutip dari laman CNBC, Rabu (19/12/2018).

 


The Fed Tetap Independen

Ilustrasi The Fed (Foto: Istimewa)

Kenaikan suku bunga the Fed datang dengan latar belakang gejolak pasar keuangan. Pasar telah bereaksi terhadap kekhawatiran tentang meningkatnya suku bunga, kekhawatiran meningkatnya suku bunga, perang dagang dan data global yang melemah sehingga dapat sebabkan resesi.

Di sisi lain, pimpinan the Fed Jerome Powell tidak seperti pimpinan the Fed lainnya. Jerome Powell harus hadapi kritik dari gedung putih dengan kebijakan kenaikan suku bunga. Presiden AS Donald Trump protes dengan langkah the Fed menaikkan suku bunga dan kebijakan neraca.

"Saya pikir the Fed akan mencoba untuk memberikan sinyal nyaman ke pasar saham. Saya pikir pasar memaksa the Fed untuk memberikan kenaikan tidak begitu agresif. Kami pikir ada kenaikan dua kali pada 2019 dan satu kali pada 2020 kemudian di atas 3 persen. The Fed akan membuat beberapa perubahan dan tergantung data," ujar Mark Cabana, Head of US short rate Bank of America Merrill Lynch.

Sejumlah ahli juga mengharapkan Powell dapat mengkritik presiden dan menegaskan the Fed tetap independen. Meski demikian, Trump tidak sendirian dalam keprihatinannya kalau the Fed akan salah langkah mengingat kenaikan suku bunga dapat memperlambat ekonomi. Pasar mengharapkan kenaikan suku bunga pada pertemuan Rabu waktu setempat.

"Saya pikir dari presiden cukup banyak kontra-produktif. The Fed sangat menghargai independensinya," ujar Cabana.

The Fed juga diproyeksikan menurunkan pertumbuhan ekonomi dan kemungkinan inflasi diperkirakan menjadi di bawah dua persen. The Fed menaikkan pertumbuhan ekonomi menjadi 2,5 persen pada 2019.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya