Mertua, Pelaku Utama Mom Shaming pada Ibu Baru

Ibu baru kerap mendapatkan mom shaming dari mertua.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Des 2018, 13:00 WIB
Ilustraasi foto Liputan 6

 

Liputan6.com, Jakarta Seorang ibu baru dan mertua seringkali tak sejalan perihal pola asuh anak. Mertua selalu berkomentar pedas jika pola asuh yang dilakukan menantunya itu dipandang salah olehnya. 

Tahukah Sahabat Dream, menurut penelitian C.S. Mott Children’s Hospital University of Michigan di Amerika, pelaku mom shaming terbesar adalah orang tua sendiri (36%) dan mertua (31%).

Psikolog Saskhya Aulia Prima memaparkan, mom shaming berarti merendahkan seorang ibu karena teknik pengasuhan yang berbeda dari pilihan yang dianut si pengkritik.

"Perilaku mom shaming dapat berupa sindiran, komentar dan kritik yang sifatnya negatif," ujarnya di acara Shopee Mother's Day Special: Surviving Modern Motherhood di Jakarta, Selasa 18 Desember 2018.

Mengasuh anak bersama orang tua kandung juga dapat memicu stres. Pasalnya, perbedaan generasi orang tua membuat mereka memiliki pola pikir yang berbeda pula.

 


Membesarkan Anak

Ilustraasi foto Liputan 6

Akibatnya Anda merasa tertekan karena berada di tengah pilihan membesarkan anak sesuai dengan zaman atau mendengarkan orang tua yang sudah memiliki pengalaman lebih. Kondisi ini disebut dengan Sandwich Parenting.

"Kunci utama dalam menghadapi tekanan dari orang tua dan mertua adalah dengan tidak baper. Sama dengan otot, mindset kita juga perlu fitness agar kebal," tuturnya.

Jika tekanan sudah menurunkan fungsi mental dan fisik seperti sulit makan, insomnia serta kehilangan rasa percaya diri, para ibu dianjurkan melakukan me time.

Me time dapat diisi dengan kegiatan yang menyenangkan bagi ibu. Lakukan me time selama 15-20 menit. Anda bisa pergi ke salon, membaca buku, menonton film atau hanya sekadar minum dan menarik napas.

Temukan juga support system yang dapat dipercaya untuk menampung keluh dan kesah. Selain itu, jangan lupa ciptakan komunikasi yang harmonis dengan suami.

"Kebanyakan ibu merasa suaminya tidak peka dengan masalah mereka. Cari waktu dan bicarakan dengan baik. Diskusi harus berjalan saat emosi sedang netral agar suami tidak ikut jengkel," Saskhya menambahkan.

Penulis : Mutia / Dream.co.id

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya