Menlu: Peran RI untuk Perdamaian Dunia Jangkau Palestina hingga Myanmar

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi juga menegaskan, perdamaian harus diupayakan dan dirawat demi persatuan sebuah bangsa.

oleh Afra Augesti diperbarui 19 Des 2018, 17:31 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi di DiploFest, Bandung 19 Desember 2018 (Afra Augesti / Liputan6.com)

Liputan6.com, Bandung - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan, perdamaian harus diupayakan dan dirawat demi persatuan sebuah bangsa.

Hal tersebut disampaikannya dalam kuliah umum yang digelar di Universitas Padjajaran (Unpad), Dipatiukur, Bandung.

"Sementara itu, perbedaan adalah kodrat. Maka, pengingkaran terhadap perbedaan adalah pengingkaran terhadap kodrat," demikian yang ditekankan oleh Retno Marsudi di hadapan para mahasiswa, Rabu (19/12/2018).

Dalam puncak acara DiploFest tersebut, Retno juga mengungkapkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menjaga perdamaian dunia.

Bagi negara ini, diplomasi perdamaian dan diplomasi kemanusiaan menjadi dua fokus utama yang terus dilakukan, di tengah situasi dunia yang semakin tidak menentu.

"Untuk Afghanistan yang tengah berada dalam situasi konflik, misalnya. Indonesia menginisiasi pertemuan trilateral ulama antara Afghanistan, Pakistan dan Indonesia yang mengajak para ulama di ketiga negara tersebut untuk bertukar pandangan mengenai perdamaian," tutur Retno Marsudi, menlu perempuan pertama RI itu.

Selain itu, Indonesia juga terus secara konsisten mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Contohnya, pada Oktober lalu, di Kota Kembang telah diresmikan Palestine Walk sebagai penanda solidaritas antara Indonesia dan Palestina.

Di sisi lain, Indonesia pun berkomitmen untuk meningkatkan kontribusi pada UNRWA dalam penanganan isu pengungsi Palestina.

"Dalam diplomasi, Indonesia selalu mengupayakan pencegahan konflik (conflict prevention). Indonesia yang majemuk, membuat adanya potensi perbedaan yang mutlak. Namun, kita menjadikan kemajemukan tersebut sebagai aset," kata Retno Marsudi.

Menurut mantan duta besar RI untuk Belanda itu, kemajemukan harus dirawat dengan toleransi dan saling menghormati. Dengan begitu, Indonesia akan dilihat sebagai negara yang kuat dan dicontoh oleh negara lain.

 

Simak video pilihan berikut:

 


Indonesia di Mata Dunia

Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di kamp pengungsi Rohingya di Jamtoli, Cox's Bazar (28/1/2018) (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Isu mengenai Negara Bagian Rakhine pun sedikit disinggung oleh Retno. Ia menuturkan, upaya diplomasi kemanusiaan Indonesia terhadap Rohingya terus digalakan. Dia menggarisbawahi bahwa Indonesia akan tetap memperjuangkan repatriasi pengungsi yang berprinsip sukarela, aman, dan bermartabat.

"Indonesia akan terus berada di garda terdepan untuk memastikan isu kemanusiaan dapat diselesaikan dengan bermartabat," tegas Retno yang baru saja mendapatkan penghargaan Anugerah Perhumas 2018 untuk Tokoh Pemerintah.

Di samping itu, kata Retno, rekam jejak diplomasi Indonesia selama ini dicatat dan diapresiasi oleh dunia. Hasilnya, Indonesia terpilih menjadi Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB periode 2019-2020.

Di Bandung sendiri, sebagai kota yang menjadi lokasi diadakannya Konferensi Asia Afrika 1955, diharapkan generasi muda dapat terus menjadikan Kota Kembang tersebut sebagai tempat di mana perdamaian dapat terus ditumbuhkembangkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya