Reuni 212 Tidak Pengaruhi Elektabilitas, Ma'ruf Amin: Sudah Kita Duga

Ma'ruf mengatakan tak ingin mendahului survei, sehingga baru berkomentar saat hasilnya seperti dugaan.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Des 2018, 20:44 WIB
Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin saat Ngopi Bareng di kediamannya di Jalan Situbondo, Jakarta, Rabu (12/12). Ma'ruf Amin berencana membagikan bola ketika memulai kunjungannya ke berbagai daerah. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Calon wakil presiden nomor urut 01 Ma'ruf Amin mengatakan hasil survei LSI Denny JA terbaru tepat dengan apa yang diduga pihaknya. Bahwa Reuni 212 tidak mempengaruhi elektabilitas kedua pasangan calon presiden yang akan berlaga di Pilpres 2019.

"Ketika hasil survei mengatakan 212 tidak berpengaruh berarti dugaan kita tepat bahwa memang 212 tidak berkaitan dengan soal elektabilitas," ujar Ma'ruf di Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (19/12/2018).

Namun, Ma'ruf mengatakan tak ingin mendahului survei, sehingga baru berkomentar saat hasilnya seperti dugaan.

"Sudah menduga cuman kita kan tidak boleh mendahului survei karena itu kita tunggu apa kata survei ternyata seperti yang kita duga," kata dia.

Sejak awal, dia meyakini Reuni 212 tidak ada kaitannya dengan elektabilitas. Maka itu, meski agenda tersebut lebih condong ke kubu pasangan Prabowo-Sandiaga, buktinya tidak memberikan dampak.

"Jadi dia sesuatu yang lain, sesuatu yang nggak terkait, tidak punya dampak," tegas Ma'ruf.

Diberitakan, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei perihal kegiatan reuni 212 di Jakarta pada 2 Desember lalu yang hasilnya 54,5 persen dari 58,5 persen masyarakat menyukai kegiatan tersebut. Kendati demikian, tidak ada perubahan signifikan terhadap elektoral dua pasangan capres-cawapres, Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi.

Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan, pasca kegiatan reuni 212, elektoral Jokowi-Ma'ruf, berdasarkan hasil survei pada November, masih unggul di atas 50 persen dari Prabowo-Sandi. Survei pada bulan November menunjukkan elektoral Jokowi sebesar 53,2 persen sedangkan Prabowo 31,2 persen.

"Pasca reuni 212, elektabilitas kedua capres tidak banyak berubah dan cenderung stagnan. Survei LSI Denny JA pada Desember 2018 menunjukkan bahwa elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 54,2 persen sementara elektabilitas Prabowo-Sandi pada Desember ini sebesar 30,6 persen," ujar Adjie di Graha Rajawali, Jakarta Timur, Rabu (19/12/2018).

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Bantah Jokowi Anti-Islam

Pada kesempatan yang sama, Ma'ruf Amin juga menampik isu tentang Presiden Jokowi sebagai sosok anti-Islam. Ma'ruf mengatakan Jokowi tidak mungkin anti-Islam karena memilih dirinya sebagai cawapres.

"Kok masih ada katanya anti-Islam? Kalau anti-Islam tidak mungkim ngambil kiai. Betul apa tidak?," kata Ma'ruf.

Kota dan Kabupaten Sukabumi adalah wilayah Jabar di mana masyarakat masih percaya bahwa Jokowi tokoh anti-Islam dan anggota PKI. Hal itu diakui Direktur Relawan Maman Imanulhaq. Hoaks demikian muncul karena dimasifkan lewat Tabloid Obor Rakyat pada Pilpres 2014.

Ma'ruf heran ada yang membandingkan bahwa pasangan Prabowo-Sandiaga disebut didukung ulama, sementara Jokowi-Ma'ruf tidak. Keduanya kata dia, sama-sama didukung ulama. Tapi, Jokowi lebih banyak didukung oleh kelompok ulama apalagi ada organisasi Nahdlatul Ulama yang membelakanginya.

Ma'ruf menambahkan, banyak sekali kiai-kiai yang mendatangi dirinya dan memberikan dukungan dalam Pilpres 2019.

"Yang relevan itu umat mau dukung siapa? Capres-cawapres yang ada ulamanya atau capres-cawapres yang tidak ada ulamanya," kata Ketum MUI itu.

Selain itu, Ma'ruf mencontohkan kepedulian Jokowi terhadap Islam. Yaitu dengan penetapan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober.

"Nggak ada presiden yang netapkan selain Jokowi. Gak ada presiden yang ngangkat wakil ulama dan kiai selain Pak Jokowi, kok masih menganggap anti Islam, di mana pikirannya," pungkas Ma'ruf.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya