IHSG Melemah 28,21 Poin Imbas Keputusan The Fed

Investor asing jual saham Rp 412,18 miliar di pasar regular sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

oleh Agustina Melani diperbarui 20 Des 2018, 16:22 WIB
Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah sepanjang perdagangan saham Kamis pekan ini. Aksi jual investor asing menekan laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Kamis (20/12/2018), IHSG merosot 28,21 poin atau 0,46 persen ke posisi 6.147,87. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,56 persen ke posisi 985,06. Seluruh indeks saham acuan kompak melemah.

Sebanyak 269 saham merosot sehingga menekan IHSG. 153 saham menguat dan 108 saham diam di tempat. Pada Kamis pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.160,41 dan terendah 6.112,05.

Total frekuensi perdagangan saham 386.686 kali dengan volume perdagangan  11,1 miliar. Transaksi saham Rp 9,8 triliun. Investor asing jual saham Rp 412,18 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) bergerak di kisaran Rp 14.497.

Sebagian besar sektor saham sama-sama melemah dan menguat. Sektor saham industri dasar merosot 1,31 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan turun 1,12 persen dan sektor saham infrastruktur tergelincir 0,81 persen.

Sementara itu, sektor saham barang konsumsi menguat 0,57 persen, sektor saham pertanian mendaki 0,39 persen dan sektor tambang menanjak 0,30 persen.

Saham-saham yang catatkan penguatan antara lain saham ARTO melonjak 34,48 persen ke posisi Rp 234 per saham, saham TIRA menanjak 34,08 persen ke posisi Rp 240 per saham, dan saham JRPT menguat 24,79 persen ke posisi Rp 730 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MABA merosot 19,12 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham AGRS susut 17,42 persen ke posisi Rp 294 per saham, saham NICK merosot 13,86 persen ke posisi Rp 143 per saham.

Bursa saham Asia pun kompak tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,94 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 2,17 persen, indeks saham Jepang Nikkei turun 2,84 persen, dan bukukan penurunan terbesar.

Disusul sektor saham Thailand turun 0,76 persen, indeks saham Shanghai melemah 0,52 persen, indeks saham Singapura susut 0,26 persen dan indeks saham Taiwan terpangkas 1,11 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, faktor eksternal mempengaruhi pelemahan IHSG. Hal terutama keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps). Selain itu, pernyataan bank sentral AS yang kurang agresif terkait kenaikan suku bunga yang akan terus diterapkan pada 2019. Diperkirakan kenaikan suku bunga sebanyak dua kali pada 2019 dari target semula sebanyak tiga kali.

"Sentimen adanya kekhawatiran potensi resesi pada ekonomi AS pada 2019 membuat para pelaku pasar lebih cenderung wait and see," tutur dia.

 


Ikuti Bursa Global, IHSG Tertekan

Ilustrasi IHSG

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah mengikuti bursa saham global. Tekanan IHSG terjadi usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan 0,25 persen menjadi 2,25 persen-2,5 persen.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (20/12/2018), IHSG turun 31,15 poin atau 0,50 persen ke posisi 6.144,93.

Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG terkoreksi 26,19 poin atau 0,42 persen ke posisi 6.149,95. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,82 persen. Sebagian besar indeks saham acuan kompak melemah.

Sebanyak 90 saham melemah dan 92 saham menguat. 123 saham diam di tempat. Pada awal sesi, IHSG melemah di posisi terendah 6.139,56 dan tertinggi 6.152,07.

Total frekuensi perdagangan saham 19.623 kali dengan volume perdagangan 162,8 juta. Nilai transaksi harian saham Rp 239,7 miliar. Investor asing jual saham Rp 9,38 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.505.

Saham-saham cenderung menguat pada awal sesi. Saham TIRA naik 34,08 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham GLOB menanjak 25 persen ke posisi Rp 550 per saham, dan saham KONI mendaki 22,43 persen ke posisi Rp 655 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham BIKA merosot 12 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham TFCO tergelincir 6,67 persen ke posisi Rp 630 per saham, dan saham EXCL susut 1,96 persen ke posisi Rp 2.000 per saham.

Sebagian besar bursa saham Asia kompak tertekan kecuali indeks saham Singapura menghijau di 3.058. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,41 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi merosot 0,52 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 1,39 persen. Selain itu, indeks saham Shanghai susut 0,33 persen dan indeks saham Taiwan merosot 0,66 persen.

 

 Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya