Liputan6.com, Jakarta Artikel ilmiah tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang ditulis oleh peneliti Indonesia berhasil masuk jurnal ilmiah bergengsi dunia The Lancet.
Tak semua artikel ilmiah bisa dipublikasikan dalam The Lancet. Hanya yang berkualitas tinggi yang bisa, seperti Universal Health Coverage in Indonesia: Concept, Progress, and Challenges ini. Paper ini dipublikasikan pada 20 Desember 2018 pukul 06.30. Di dalam studi ini memaparkan pencapaian, kesenjangan, dan jaminan JKN dan BPJS Kesehatan dalam memperluas cakupan, akses pelayanan dan keadilan untuk pelayanan kesehatan.
Advertisement
Tak hanya peneliti di bidang kesehatan, paper ini juga melibatkan ekonom sehingga hasilnya begitu komprehensif dan padat.
"Paper ini dibuat dengan suatu optimisme dan motivasi bahwa Indonesia harus diketahui oleh dunia," kata penulis pertama, Rina Agustina dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Aula FKUI Salemba Jakarta Pusat pada Kamis (20/12/2018).
Salah satu hal yang menarik dalam paper ini tentang kelompok menengah yang hilang. Yakni sekitar 52 persen penduduk usia 20-35 tahun yang terdaftar sebagai peserta JKN.
"Mereka ini orang muda yang produktif dan sebenarnya bisa membayar. Selain itu kesehatannya pun cenderung masih bagus sehingga jika menjadi peserta bisa menambah pendapatan BPJS Kesehatan," tambah Rina di hadapan ratusan audiens.
Permasalahan kedua yang ditemukan dalam paper ini tentang kesenjangan finansial JKN dengan keadaan pendapatan tidak menutupi pengeluaran. Hal ini disebabkan, kata Rina, rendahnya iuran dan tingginya klaim penyakit kronis.
Permasalahan ketiga tentang layanan kesehatan yang belum memadai. Seiring dengan bertambahnya jumlah peserta yang kini mencapai sekitar 203 juta, jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas belum memadai.
Rekomendasi
Dalam paper ini para peneliti pun memberikan rekomendasi atas segala permasalahan yang terjadi empat tahun terakhir.
Pertama, peneliti mengusulkan percepatan kepesertaan dan pengumpulan iuran. Sasaran strategis adalah kelompok menengah pekerja dan ibu hamil dan anak-anak.
Kedua, inovasi pendekatan preventif dan promotif. Salah satunya dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan.
"Dengan menurunkan stunting kita menurunkan kognitif rendah dan menurunkan jumlah mereka yg kena penyakit katastropik," ujar Endang Achadi yang juga peneliti dalam paper ini.
Rekomendasi terakhir adalah menekankan penguatan pada kegiatan masyarakat dan sistem informasi kesehatan digital sehingga lebih efisien.
Advertisement
Bukti Indonesia punya peneliti kelas dunia
Berhasilnya paper ini masuk jurnal The Lancet jadi bukti bahwa peneliti Indonesia berkualitas.
"Kalau paper atau artikel ilmiahnya sudah masuk The Lancet itu artinya sudah peneliti kelas dunia," kata Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam di kesempatan yang sama.
Sebuah paper yang masuk The Lancet akan menjadi sumber bagi penelitian lain serta kutipan di media massa. Sehingga, besar kemungkinan bisa menjadi rujukan perubahan kebijakan.
"Saya harap paper ini tidak hanya berhenti pada publikasi saja, tapi juga penting bagi pemangku kebijakan dan mereformasi JKN," kata Senior Executive Editor The Lancet, William Summerskill yang juga datang ke peluncuran paper ini.