Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) cenderung menguat sepanjang Desember 2018. Kenaikan saham PTSN ini juga terjadi usai perseroan rilis pengumuman mendapatkan kontrak dari Pegatron Corporation, perakit iPhone.
Hal itu seperti yang disampaikan manajemen PT Sat Nusapersada Tbk dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 3 Desember 2018.
Berdasarkan data RTI, seperti ditulis Jumat (20/12/2018), saham PTSN ditransaksikan naik 17,57 persen ke posisi Rp 1.305 per saham pada perdagangan Kamis 20 Desember 2018. Total frekuensi perdagangan saham 2.454 kali dengan nilai transaksi Rp 7,8 miliar.
Baca Juga
Advertisement
Sepanjang Desember 2018, saham PTSN naik 173,01 persen.Saham PTSN berada di level tertinggi Rp 1.310 per saham dan terendah Rp 470 per saham. Total volume perdagangan saham 44,30 juta saham dengan nilai transaksi Rp 42,1 miliar. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 13.973 kali.
Bila melihat data sepanjang tahun berjalan 2018, saham PTSN melonjak 597,86 persen ke posisi Rp 1.305 per saham. Saham PTSN sempat berada di level tertinggi Rp 1.310 per saham dan terendah Rp 184 per saham. Nilai transaksi harian saham Rp 191,8 miliar dengan frekuensi perdagangan saham 29.342 kali.
Dalam keterbukaan informasi di BEI pada 3 Desember 2018, perusahaan bergerak di industri perakitan dan elektronik ini mendapatkan kontrak dari Pegatron corporation yang merupakan perakit iPhone.
Seiring dengan ada perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) sehingga beberapa produk yang dibuat di China akan dikenakan pajak tambahan apabila di ekspor ke AS.
Hal tersebut memicu banyaknya perusahaan yang keluar dari China dan masuk ke negara ASEAN termasuk Indonesia.
"Perusahaan perakitan elektronik terbesar kedua di dunia, Pegatron Corporation akan melakukan kerja sama dengan Satnusa untuk merakit berbagai produk elektronik yang akan diekspor ke Amerika Serikat," tulis Direktur Utama PT Sat Nusapersada Tbk, Abidin Fan.
Dengan meraih kontrak dari Pegatron, perseroan menyatakan hal itu dapat berdampak positif terhadap kegiatan operasional perseroan. Ini karena perseroan berpotensi produksi berbagai produk di kemudian hari sesuai dengan permintaan pasar di AS.
"Untuk jangka panjang akan mendatangkan peningkatan cashflow yang disebabkan oleh pendapatan tambahan yang diperoleh dari proyek baru ini,” kata dia.
Selain itu, bisnis perseroan juga dinilai akan semakin baik. Ini karena perseroan tidak hanya fokus kepada ponsel pintar dan pasar dalam negeri tetapi juga produk lain dan pasar ekspor sehingga akan terjadi diversifikasi produk dan pasar. Ini dapat menjadi daya tahan perseroan semakin kuat.
Perseroan membukukan kenaikan laba signifikan hingga akhir September 2018. PT Sat Nusapersada Tbk catatkan laba melonjak 1.370,12 persen dari USD 719,84 ribu hingga akhir kuartal III 2017 menjadi USD 10,58 juta hingga akhir kuartal III 2018.
Hal itu juga ditopang dari kenaikan pendapatan 261,45 persen dari USD 64,59 juta hingga akhir kuartal III 2017 menjadi USD 233,48 juta hingga akhir kuartal III 2018.
Perseroan mencatatkan laba kurs dari USD 21,60 ribu hingga akhir kuartal III 2017 menjadi USD 648,61 ribu hingga akhir kuartal III 2018. Selain itu, perseroan membukukan laba penjualan sisa produksi naik menjadi USD 193,81 ribu.
Perakit iPhone Bakal Investasi di Indonesia
Sebelumnya, Indonesia masih memiliki daya pikat bagi Apple dan perusahaan pemasoknya.
Setelah berencana membangun pusat penelitian dan pengembangan (Research and Development, R&D), sebuah perusahaan pemasuk komponen iPhone mengutarakan niatnya berinvestasi di Tanah Air.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan, perusahan perakit komponen iPhone, Pegatron, menyatakan keinginannya menanamkan modal di Indonesia.
"Yang dari Taiwan itu. Iya betul. Tadi baru dibicarakan dia mau investasi," kata Luhut di Kantornya, Jakarta, dikutip Dream pada, Jumat 7 Desember 2018.
Luhut menjelaskan, investasi Pegatron kemungkinan dalam nilai cukup besar namun dilakukan secara bertahap. Saat ini perusahaan masih memantau rencana investasi tersebut.
"Kita memang dorong negara yang mau relokasi industri, terutama semi-conductor, eletronik itu ke Indonesia," jelasnya.
Dia menambahkan, investasi Pegatron diharapkan sudah mulai direalisasikan pada kuartal pertama tahun depan.
Diakui Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini, Pegatron awalnya memang sempat ragu menanamkan modal di Indonesia lantaran masalah perizinan.
Namun, dia meyakinkan jika perusahaan mengikuti semua peraturan yang ada, masalah tersebut takkan lagi ada.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement