Waspada, Jenis Antibiotik Ini Bisa Sebabkan Pembuluh Darah Pecah

FDA memperingatkan, jenis antibiotik yang berisiko meningkatkan pembuluh darah pecah, khususnya pada pasien yang menderita penyakit pembuluh darah.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 22 Des 2018, 11:00 WIB
Ada antibiotik yang menyebabkan risiko pembuluh darah pecah. (iStockphoto)

Liputan6.com, Amerika Serikat Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat baru saja mengeluarkan rilis berisi peringatan jenis antibiotik yang berisiko meningkatkan pecahnya pembuluh darah. Antibiotik fluoroquinolone bisa sebabkan pembuluh darah pecah di bagian arteri utama tubuh (aorta). 

Kondisi pecahnya pembuluh darah itu disebut diseksi aorta atau pecahnya aneurisma aorta. Jika kondisi ini terjadi menyebabkan perdarahan parah, bahkan kematian.

Melansir laman U.S. Food and Drug Administration, Jumat (21/18/2018), fluoroquinolones tidak boleh diberikan pada pasien yang menderita penyakit pembuluh darah. Pasien yang berisiko tinggi lain, yakni punya riwayat penyumbatan atau aneurisma (benjolan abnormal pada pembuluh darah), tekanan darah tinggi, dan kelainan genetik tertentu yang melibatkan perubahan pembuluh dara. 

Penggunaan fluoroquinolones ini biasanya diberikan melalui mulut atau suntikan.

Rilis FDA berjudul, FDA warns about increased risk of ruptures or tears in the aorta blood vessel with fluoroquinolone antibiotics in certain patients, yang diterbitkan 20 Desember 2018 menyatakan, penggunaan antibiotik fluoroquinolone disetujui untuk mengobati infeksi bakteri tertentu.

Antibiotik tersebut telah digunakan selama lebih dari 30 tahun. Antibiotik fluoroquinolone efektif membunuh atau menghentikan pertumbuhan bakteri, yang dapat menyebabkan penyakit. Tanpa pengobatan antibiotik fluoroquinolone, beberapa infeksi bakteri dapat menyebar.

 

 

Saksikan video menarik berikut ini:


Syarat penggunaan fluoroquinolone

Syarat penggunaan fluoroquinolone pada pasien yang punya riwayat pembuluh darah. (iStockphoto)

Jika pasien punya riwayat penyakit pembuluh darah namun harus diberikan antibiotik fluoroquinolone, FDA menyatakan, pemberian kepada pasien ini hanya boleh bila tidak ada pilihan pengobatan lain yang tersedia.

FDA menyarankan, pasien mencari perawatan medis segera bila punya riwayat aneurisma aorta. Hentikan pengobatan fluoroquinolone segera jika pasien melaporkan efek samping, misal nyeri mendadak terus-menerus pada perut, dada atau punggung.

Gejala aneurisma aorta sering tidak muncul sampai akhirnya pembuluh darah besar pecah. Jika Anda diberi resep fluoroquinolone untuk mengobati infeksi, jangan hentikan antibiotik, tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.

Risiko pembuluh darah pecah diperkirakan adanya sembilan kejadian aneurisma aorta per 100.000 orang per tahun pada populasi orang Amerika. Beberapa penelitian juga menunjukkan, risiko penggunaan fluoroquinolone lebih tinggi sekitar dua kali lipat yang menyebabkan pecahnya pembuluh darah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya