Liputan6.com, Praha - Ledakan metana di sebuah tambang batu bara di Republik Ceko menewaskan 13 orang penambang, termasuk dua warga setempat dan 11 pekerja berkewargangeraan Polandia, operator tambang OKD mengatakan pada hari Jumat.
Perusahaan OKD yang dikelola negara mengatakan ledakan metana terjadi di kedalaman lebih dari 800 meter di bawah tanah, membuat hancur beberapa bagian situs tambang di dekat Kota Karvina pada Kamis 20 Desember 2018 malam.
"Bencana ledakan metana kemarin menyebabkan 13 penambang kehilangan nyawa. Operasi penyelamatan masih terus dilakukan. Kami belum bisa memastikan tidak ada lagi korban yang tersisa di dalam gua," kata juru bicara OKD Ivo Celechovsky, dalam sebuah konferensi pers, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Jumat (21/12/2018).
Baca Juga
Advertisement
Insiden itu adalah kecelakaan pertambangan terburuk di Republik Ceko sejak 1990, ketika 30 penambang tewas dalam kebakaran di sebuah tambang dekat Karvina, menurut informasi yang disusun oleh kantor berita CTK.
OKD mengatakan sebagian besar korban tewas dan cedera adalah penambang Polandia yang disalurkan oleh perusahaan konsultan teknik ALPEX.
Namun, menurut direktur pelaksana OKD, Boleslav Kowalczy, pencarian kemungkinan sisa korban harus segera ditangguhkan, karena kondisi di situs tambang tidak memungkinkan dan berisiko membuat celaka tim evakuasi.
"Sayangnya, kami telah mencapai titik di mana tidak mungkin untuk bergerak maju karena ada api yang berkobar, dan kepulan asap tebal menghalangi penglihatan," jelasnya.
Simak video pilihan berikut:
14 Orang Terjebak di 'Lubang Tikus' India
Sementara itu, pada pekan ini, beberapa hari setelah dimulainya pencarian terhadap belasan penambang yang terjebak dalam sebuah tambang 'lubang tikus' di Meghalaya, India, aparat mulai pupus harapan karena belum menemukan satupun tanda-tanda kehidupan dari para korban.
Ketika satu penambang-pun belum ditemukan, aparat dikejutkan usai memahami informasi terbaru, bahwa ada seorang lagi yang ikut terjebak di dalam tambang tersebut. Ini menjadikan total korban bertambah menjadi 14 orang, dari yang semula 13, ketika kasus tersebut mencuat.
Menyusul informasi tersebut, kini aparat mengkhawatirkan bahwa jumlah orang yang terperangkap mungkin jauh lebih banyak dari angka awal.
"Penambang lain hilang dan dia harus berada di tambang itu. Namanya adalah Abdul Kalam Sheikh. Dia berasal dari Magurmari di perbukitan Garo Barat. Ini sekarang menjadi 14. Kami mencoba untuk memastikan apakah ada lebih banyak orang yang terperangkap," kata Inspektur Polisi Sylvester Nongtnger, seperti dikutip dari NDTV, Selasa 18 Desember.
Para penambang terjebak di dalam gua sejak Kamis 14 Desember 2018, saat hujan deras selama lebih dari empat jam, membuat parit besar yang berada di lokasi tambang tidak kuat menampung aliran air.
Akibatnya, luapan air memasuki daratan di kedua sisi parit, termasuk yang menyasar ke arah "lubang tikus" di dekatnya.
Advertisement