Liputan6.com, Kebumen - Keberadaan korban tenggelam keempat Pantai Pandan Arum, Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah, Samsul Arifin (23) akhirnya menemui titik terang. Korban ditemukan di Pantai Plered, Kulonprogo, Yogyakarta.
Jenazah tersebut ditemukan oleh warga setempat pada Rabu sore, 19 Desember 2018. Hasil pemeriksaan kepolisian dan tim kesehatan mengarahkan dugaan jenazah tersebut adalah Samsul Arifin, warga Grujugan, Kebumen yang hilang tenggelam pada Minggu pagi (16/12/2018).
Baca Juga
Advertisement
Kepastian juga diperoleh dari konfirmasi keluarga korban yang meliputi identifikasi melalui baju dan properti yang dikenakan serta ciri fisik korban.
"Ya, sudah dikonfirmasi oleh keluarga. Bahwa jenazah yang ditemukan itu adalah korban atas nama Samsul Arifin," kata Komandan Basarnas Pos SAR Cilacap, Moelwahyono.
Dia menerangkan, jarak antara lokasi ditemukannya korban dengan lokasi kejadian tenggelam di Pantai Petanahan sekitar 54 kilometer.
Ini mengherankan. Penemuan korban di jarak puluhan kilometer ke arah timur dari Pantai Petanahan, Kebumen ini berbeda dari penemuan tiga korban lainnya yang seluruhnya hanyut ke arah barat dengan jarak antara 700 meter hingga satu kilometer.
Sebelumnya tim SAR gabungan sebelumnya menemukan tiga korban tenggelam lain di sisi barat dengan jarak antara 700 meter hingga satu kilometer pada Senin dan Selasa, atau pada hari kedua, dan ketiga pencarian.
Menurut Moelwahyono, ada kemungkinan Samsul Arifin sempat terseret dan tenggelam hingga ke tengah, sebelum hanyut ke arah timur. Pasalnya, meski di pinggiran pantai arus ke arah barat, namun di tengah lautan, arus permukaan dan angin justru ke arah sebaliknya, timur.
"Kemungkinan hanyut ke tengah dulu, kemudian baru terbawa arus ke arah timur," dia menerangkan.
Larangan Berenang di Pantai Selatan
Merespon banyaknya korban tenggelam di pantai selatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pariwisata Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah memasang bendera peringatan dan spanduk larangan bermain atau berenang.
Pasalnya, sepekan terakhir jatuh lima korban jiwa di pantai wisata Kebumen akibat tenggelam terseret ombak tinggi. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kebumen, Eko Widianto mengatakan, larangan itu dilakukan untuk mengantisipasi kembali jatuhnya korban jiwa.
"Informasi BMKG, gelombang masih cukup tinggi, antara 1,5-3 meter. Ini memang berbahaya, terutama untuk pengunjung wisata,yang kebetulan bermain atau mandi di laut," ujar Eko.
Dia memprediksi, kunjungan wisatawan akan naik pada masa libur Natal dan tahun baru 2019 ini. Tetapi, di sisi lain ombak laut selatan yang mencapai 1,5-3 meter di pantai sangat berbahaya bagi wisatawan. Karenanya, BPBD melarang wisatawan berenang di pantai.
Eko mengemukakan, pengunjung pantai rata-rata bukan orang yang memahami karakteristik panti selatan yang berbahaya. Seringkali, wisatawan berenang di area berbahaya yang sebetulnya sudah ada papan larangan berenang.
"Sehingga kita kemarin berkoordinasi dengan dinas pariwisata di samping imbauan, kemarin kan kita kesepakatannya segera memasang bendera peringatan, di samping juga ada spanduk larangan untuk mandi di laut," dia menerangkan.
Selain memasang bendera dan spanduk larangan berenang, BPBD dan Dinas Pariwisata juga mewajibkan pengelola wisata untuk menempatkan petugas khusus untuk mengimbau pengunjung agar tak berenang di laut. Harapannya, dengan adanya petugas ini, potensi bahaya bisa ditekan serendah mungkin.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement