Strategi Ridwan Kamil Bikin Masyarakat Desa di Jawa Barat Sejahtera

Saat ini total desa di Jawa Barat mencapai 5.300 desa dengan bentang dan potensi alam yang berbeda. Dengan kondisi itu, negara wajib hadir dengan menggelontorkan suntikan modal, untuk membantu optimalisasi kekayaan di desa tersebut.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 24 Des 2018, 07:02 WIB
Gubernur Ridwan Kamil saat peresmian program OVOC di Garut (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Garut - Untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa, pemerintah provinsi Jawa Barat mencanangkan One Vilage One Company (OVOC) atau satu desa satu perusahaan. Upaya itu ditempuh untuk memangkas ketimpangan kesejahteraan masyarakat desa dan kota. 

"Dengan satu perusahaan ini, (warga) tinggal di desa bisa mengerjakan apapun itu," ujar Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, di desa Ciburial, Samarang, Garut, Jumat 21 Desember 2018.

Menurut Emil panggilan akrab Ridwan Kamil, persoalan utama ketimpangan kesejahteraan masyarakat desa, akibat belum optimalnya pemerintah desa mengembangkan potensi daerahnya.

Akibatnya, tak jarang warga desa lebih banyak pergi ke kota daripada mengembangkan potensi desanya sendiri.

"Kalau tak ada potensi, bisa kerjakan orderan dari konsep ini," ujarnya.

Saat ini total desa di Jawa Barat mencapai 5.300 desa dengan bentang dan potensi alam yang berbeda. Dengan kondisi itu, negara wajib hadir dengan menggelontorkan suntikan modal, untuk membantu optimalisasi kekayaan di desa tersebut.

"Lewat OVOC masyarakat diharapkan desa tetap, menikmati indahnya kehidupan di desa namun pendapatanya setara dengan masyarakat kota," ujarnya.

Emil optimis rencana itu mendapatkan respon baik dari masyarakat, sehingga rencana dan cita-cita menaikkan kesejahteraan masyarakat desa bisa segera terwujud.

"Ini yang disebut teori pentahelix, ada pemerintah, swasta, perguruan tinggi, media, dan masyarakat," papar dia.


Berbeda dengan Bumdes

Bumdesmart menjadi salah satu tempat tongkrongan modern bagi para remaja di Desa Sukorejo, Kabupaten Muba Sumsel (Dok. Humas Bumdesmart / Nefri Inge)

Dalam prakteknya, realisasi OVOC berbeda dengan konsep Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang digulirkan pemerintah pusat melalui Dana Desa. Program OVOP diklaim memberikan banyak keuntungan dengan mencarikan dulu pasar sebelum perusahaan berdiri.

Untuk mendukung rencana itu, lembaganya akan menyuntikan modal hingga Rp 100 juta bagi perusahaan di desa itu. Total ada 600 desa yang mengikuti program OVOC akan segera mendapatkan bantuan pada tahap pertama.

"Ada BJB dan lain-lain. Kalau sudah bergulir masuk ke ekonomi sebenarnya," kata dia.

Plt Direktur Utama Bank BJB, Agus Mulyana siap mendukng rencana Emil tersebut. Lembaganya segera mencarikan akses keuangan perbankan di desa, sehingga mampu berkembang dengan baik.

"Bisa melalui program BiSA Laku Pandai, kami akan bantu seperti di Sumedang dengan beri modal kerja," ujarnya.

Selain itu, lembaganya telah menyiapkan sejumlah skema permodalan untuk mendukung rencana itu. Namun ujar dia, seluruh perusahaan di desa yang akan mendapatkan guyuran bantuan itu, harus melalui survei dan riset terlebih dahulu.

"Garut tentu saja menjadi prioritas seperti yang diluncurkan," ungkap dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya