Harga Emas Turun karena Aksi Ambil Untung

Harga emas di pasar spot berada di jalur kenaikan mingguan sekitar 1,3 persen.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Des 2018, 07:30 WIB
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas jatuh pada perdagangan Jumat karena aksi ambil untung yang dilakukan oleh investor. Sehari sebelumnya memang harga emas telah menyentuh level tertinggi dalam hampir 6 bulan.

Jika dilihat secara jangka panjang, harga emas masih mencetak keuntungan mingguan karena selera investor terhadap aset-aset yang berisiko tinggi berkurang.

Mengutip Reuters, Sabtu (22/12/2018), harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD 1.254,81 per ounce pada pukul 02.04 siang waktu New York, setelah mencapai level tertinggi sejak 26 Juni di USD 1.266,40 pada perdagangan Kamis.

Harga logam mulia ini berada di jalur untuk kenaikan mingguan sekitar 1,3 persen.

Sedangkan untuk harga emas berjangka AS ditutup turun 0,8 persen menjadi USD 1.258,10 per ounce.

"Ada beberapa aksi ambil untung karena dolar AS tetap kuat," kata Tai Wong, analis perdagangan derivatif dan logam mulia di BMO.

"Data-data di Jumat memperlihatkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dengan prediksi sehingga banyak yang berargumen kenaikan suku bunga Fed sedikit melambat." tambah dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perdagangan Sebelumnya

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Harga emas dunia beringsut lebih tinggi setelah Federal Reserve (The Fed) menyampaikan pandangan yang kurang dovish terkait rencana pengetatan moneter di luar prediksi banyak orang.

Melansir laman Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,5 persen menjadi USD 1.249,46 per ounce, setelah menurun sejak 27 November dari sesi sebelumnya.

Harga emas melintasi rata-rata pergerakan 200 hari di kisaran USD 1.252 per ounce sebelum pernyataan the Fed pada hari Rabu. 

Adapun harga emas berjangka AS turun 0,3 persen menjadi USD 1,252.80 per ounce.

"Ada beberapa dukungan membeli emas aman untuk hari ini," kata Renisha Chainani, Kepala Komoditas dan Penelitian Mata Uang di Monarch Networth Capital.

Dalam keputusannya, Bank Sentral AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu. The Fed  tetap berkomitmen untuk dari rencananya untuk mengetatkan kebijakan moneter, meskipun meningkatnya ketidakpastian tentang pertumbuhan ekonomi global.

"Secara keseluruhan ada sentimen risk-off di pasar," Chainani melanjutkan.

Dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama juga turun 0,5 persen.

Sementara Pasar Saham Asia turun karena pernyataan Fed memupus harapan investor untuk adanya kebijakan yang lebih dovish.

Investor berbondong-bondong beralih ke obligasi pemerintah, alhasil obligasi acuan AS jatuh ke posisi terendah lebih dari delapan bulan pada hari Rabu.

"Pengumuman kenaikan suku bunga telah memberikan tekanan pada emas. Ada beberapa dukungan di posisi USD 1.230- USD 1.235," kata seorang pedagang yang berbasis di Hong Kong, menambahkan bahwa dalam jangka pendek, indeks dolar akan menjadi" proxy yang baik "untuk apa yang akan dilakukan emas.

Emas sangat sensitif terhadap suku bunga yang lebih tinggi karena ini meningkatkan dolar, membuat emas lebih mahal untuk pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya