Paus Fransiskus Desak Pastor Pelaku Pelecehan Anak-Anak agar Serahkan Diri

Paus Fransiskus meminta para pastor yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak agar menyerahkan diri.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Des 2018, 17:04 WIB
Paus Fransiskus menyapa umat Katolik Roma saat berkunjung ke China pada pertengahan September 2018 (AFP)

Liputan6.com, Vatikan - Paus Fransiskus meminta para pastor yang telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak agar menyerahkan diri.

Dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (23/12/2018), berbicara hari Jumat, 21 Desember 2018 dalam pidato tahunannya di hadapan badan pemerintahan Gereja Katolik Roma, Kuria, di Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan, "Untuk mereka yang melecehkan anak-anak di bawah umur, saya akan katakan ini: berubahlah dan serahkanlah diri Anda ke pengadilan manusia dan bersiaplah menghadapi pengadilan Ilahi."

Gereja Katolik selama beberapa tahun ini telah diguncang oleh skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak di berbagai penjuru dunia yang tampaknya telah ditutup-tutupi selama puluhan tahun.

"Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa orang pada masa lalu, karena tidak bertanggung jawab, kurang pelatihan, kurang pengalaman, atau kepicikan spiritual dan manusiawi, menangani banyak kasus tanpa keseriusan dan tidak dengan kecepatan yang semestinya," kata Paus Fransiskus.

"Ini tidak boleh terjadi lagi," lanjutnya.

Pemimpin lebih dari satu miliar penganut Katolik Roma dunia itu mengatakan, para pastor pelaku pelecehan melakukan tindakan keji namun terus melakukan pelayanan mereka seolah-olah tak ada sesuatu yang terjadi.

Mereka tidak takut akan Tuhan atau penghakimannya, tetapi hanya takut ketahuan atau terungkap kedok mereka.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 


Korban Imbau Paus Fransiskus Tindak Tegas Pelaku Pelecehan Seksual

Paus Fransiskus sedang memberikan ceramah pada acara audiensi umum di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, Rabu (16/5). Jubah Paus berkali-kali diterbangkan oleh angin saat berbicara di hadapan publik. (AFP PHOTO/Andreas SOLARO)

Korban-korban dari skandal pelecehan seksual oleh oknum pemuka Gereja Katolik mengimbau Paus Fransiskus agar bersikap tegas terhadap pelaku predator seks selama lawatannya ke Irlandia.

Paus mulai melakukan kunjungan pada Sabtu 25 Agustus ke Irlandia. Negara itu berubah banyak sejak Paus Johanes Paulus II melawat ke sana pada 1989, dan telah menjadi jauh lebih sekuler menyusul skandal-skandal pelecehan seksual oleh imam yang mulai dibongkar pada 2005.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Paus Fransiskus berkunjung saat krisis pelecehan seksual muncul di Amerika, Chili, dan Australia, dan peristiwa-peristiwa ini telah mengingatkan rakyat Irlandia akan skandal yang mirip dan dilakukan oleh imam dan uskup di negara tersebut.

Banyak korban pelecehan, keluarga dan aktivis, menyerukan kepada Paus agar mengambil lebih banyak tindakan dan tidak sekedar bertemu secara privat dengan korban.

Pemrotes akan berkumpul di Dublin sementara Paus memimpin Misa pada Minggu (26/8), dan mereka berencana untuk mendesak Paus agar mengambil tindakan konkrit terhadap pelecehan seks.

Salah seorang korban pelecehan seks Irlandia bernama Marie Collins, memberitahu sebuah konferensi yang disponsori Vatikan pada Jumat bahwa Gereja Katolik harus memberlakukan mekanisme yang kuat guna menuntut tanggung jawab dari imam yang melakukan pelecehan.

"Siapa saja di Vatikan yang menghalangi upaya perlindungan untuk anak-anak harus dituntut pertanggung-jawabannya pula," kata Collins, seorang mantan anggota dewan penasihat pelecehan yang dibentuk oleh Paus Fransiskus.

Vatikan telah mengumumkan, Paus Fransiskus akan bertemu dengan korban-korban dari pelecehan seksual oleh imam, dan katanya, dia juga akan berkunjung ke Katedral St. Mary di Dublin untuk mendoakan para korban.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya