Liputan6.com, Ottawa - Kanada kini lebih berhati-hati dalam membangun hubungan diplomatik dan mengajukan permintaan resmi pertama kepada China untuk segera membebaskan dua warganya yang telah ditahan --yang dianggap sebagai balasan atas penangkapan direktur eksekutif perusahaan teknologi China oleh Kanada.
Amerika, Inggris dan Uni Eropa juga merilis pernyataan yang mendukung Kanada.
Baca Juga
Advertisement
Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland, pada hari Jumat 21 Desember 2018 mengatakan, penahanan itu sewenang-wenang, demikian dikutip dari VOA Indonesia, Minggu (23/12/2018).
Direktur eksekutif perusahaan raksasa telekomunikasi China, Huawei, ditangkap di Kanada pada 1 Desember 2018 atas permintaan Amerika, yang menginginkannya diekstradisi untuk menghadapi tuduhan bahwa ia dan perusahaannya menyesatkan bank tentang transaksi bisnis perusahaan itu di Iran.
Sembilan hari kemudian, China secara diam-diam menangkap dua orang Kanada atas kecurigaan yang tidak jelas, dikatakan "terlibat kegiatan yang membahayakan keamanan nasional" China.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Dituduh Mengancam Keamanan Nasional China
Kovrig dan Spavor ditahan atas tuduhan mengancam keamanan nasional China. Diplomat Kanada diberikan akses konsuler untuk menemui kedua pria itu pada pekan lalu.
Sementara China membantah bahwa penahanan kedua warga negara Kanada itu terkait dengan penangkapan Meng Wangzhou, tetapi banyak analis percaya itu adalah tindakan balasan.
Sementara itu, Beijing telah mengancam akan menghadirkan konsekuensi serius jika Meng tidak segera dibebaskan.
Pejabat Kanada tidak memberikan informasi lebih lanjut tentang siapa sosok ketiga yang ditahan oleh China, dengan alasan mengutip undang-undang privasi.
Namun, pejabat konsuler Kanada memastikan pihaknya telah memberikan pendampingan kepada setiap keluarga individu yang ditahan.
Di lain pihak, Meng telah dibebaskan dengan jaminan, tetapi mungkin menghadapi ekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan melanggar sanksi terhadap Iran, yang diduga terjadi via kesepakatan bisnis oleh anak perusahaan Huawei.
Meng Wangzhou terus menyangkal tuduhan tersebut.
Advertisement