Pilih Mana, Beli BBM Pakai Hitungan Uang atau Liter?

Tidak hanya pemilihan BBM yang hendak digunakan, tapi juga perilaku dalam membelinya. Apakah menggunakan hitungan harga atau liter?

oleh Arief Aszhari diperbarui 23 Des 2018, 15:10 WIB
Petugas mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke kendaraan konsumen di SPBU Abdul Muis, Jakarta, Senin (2/7). PT Pertamina (Persero) secara resmi menaikkan harga Pertamax Cs akibat terus meningkatnya harga minyak dunia. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap pemilik kendaraan memiliki kebiasaan masing-masing untuk merawat atau memperlakukan kendaraan kesayangannya. Begitu juga saat membeli bahan bakar minyak alias BBM di stasiun pengisian bahan bakar (SPBU).

Tidak hanya pemilihan BBM yang hendak digunakan, tapi juga perilaku dalam membelinya. Apakah menggunakan hitungan harga atau liter?

Melansir laman resmi Hyundai Indonesia, mungkin hal ini tidak Anda sadari tapi kenyataannya ada pemilik mobil yang membeli BBM dengan nominal rupiah tertentu, ada pula yang langsung mengacu pada jumlah liter. Misalnya, membeli bensin dengan nominal Rp 100 ribu, ketimbang membeli BBM sejumlah sepuluh atau dua belas liter.

Membeli BBM dengan menggunakan patokan nominal rupiah memang lebih mudah ketimbang menggunakan jumlah liter. Karena harga BBM per liter memiliki pecahan yang kecil. Sehingga jika Anda menggunakan takaran liter, saat membayar harus mengeluarkan nominal uang dalam pecahan kecil.

Jika harga bensin per liter Rp 10.400, pembelian dengan patokan jumlah liter akan membuat Anda harus menyiapkan uang receh atau petugas SPBU harus menyiapkan uang kembalian.

Sebaliknya pembelian dengan takaran nominal rupiah akan lebih mudah dan mempercepat transaksi. Misalnya Rp 100 ribu atau Rp 150 ribu.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:


Selanjutnya

Semakin meningkatnya pengguna kendaraan roda empat dan juga roda dua setiap tahun membuat antrean selalu terjadi di SPBU. Bayangkan kalau semua konsumen ini menggunakan takaran liter dan harus menunggu uang kembalian dari petugas SPBU.

Meski begitu, masing-masing cara punya kelebihan dan kekurangan. Pembelian dengan patokan nominal rupiah membuat transaksi menjadi lebih cepat. Namun untuk menghindari kecurangan, Anda juga sebaiknya memperhatikan proses pengisian dari awal hingga akhir. Setelah itu, struk transaksi wajib diminta agar bisa dilihat apakah uang yang dikeluarkan sesuai dengan jumlah takaran liter BBM yang dibeli. Karena dengan patokan nominal rupiah, jumlah bensin yang disalurkan ke tangki mobil tidak bulat dalam liter.

Sementara pembelian dengan patokan jumlah liter memudahkan pemantauan pada saat pengisian BBM. Dan untuk mempercepat transaksi, sebaiknya Anda melakukannya dengan cara non tunai alias menggunakan kartu debit atau kredit. Tentu saja cara ini hanya bisa dilakukan pada SPBU yang sudah melayani transaksi non tunai. Untuk perjalanan ke luar kota yang SPBU-nya belum melayani transaksi non tunai sebaiknya sediakan pecahan uang kecil di mobil.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya