Liputan6.com, Jakarta - Tsunami yang menerjang pantai barat Banten pada Sabtu malam, 22 Desember 2018, menyebabkan sejumlah kawasan wisata terdampak, termasuk di antaranya kawasan wisata Tanjung Lesung. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut 20 orang menjadi korban tewas.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati meminta agar warga menghindari seluruh tempat yang berada di sekitar Selat Sunda, seperti Carita, Anyer, Lampung Selatan, hingga Tanjung Lesung. Lokasi tersebut rata-rata sedang dipadati wisatawan mengingat saat ini musim liburan akhir tahun.
Tanjung Lesung, misalnya. Kawasan yang berlokasi di pantai barat Pulau Jawa memang disiapkan menjadi destinasi wisata andalan di Provinsi Banten. Kawasan ini disebut sebagai salah satu area dengan pantai terbaik di Banten karena memiliki hamparan pasir putih dan pemandangan cantik ke arah Gunung Anak Krakatau.
Baca Juga
Advertisement
Kawasan wisata yang dikelola oleh pengelola kawasan Jababeka bisa ditempuh dalam tiga jam dari Jakarta. Dalam laman www.tanjunglesung.com, kawasan seluas 1.500 hektare ini tak hanya menawarkan wisata pantai, tapi juga ada hutan, sawah, hingga pedesaan yang memanjakan mata dan hati.
Setidaknya ada empat atraksi wisata yang ditawarkan di Tanjung Lesung. Pertama, kunjungan ke Pulau Panaitan yang berlokasi di sisi barat Taman Nasional Ujung Kulon.
Pulau yang serupa dengan Pulau Peucang ini memiliki luas kurang lebih 17 ribu hektare dan cocok bagi Anda yang suka dengan wisata alam. Terdapat hutang mangrove, hutan pantai, hingga hutan tropis dengan berbagai binatang liar, seperti kijang, kera ekor panjang, serta berbagai burung.
Tak hanya itu, ada pula patung Ganesha beserta relik peninggalan Hindu kuno yang terletak di puncak Gunung Raksa. Di pulau ini, wisawatan juga dapat melakukan snorkeling, diving, hingga surfing.
Pusat Kebudayaan Mongolia
Sejak April 2017, Mongolian Culture Center atau Pusat Kebudayaan Mongolia resmi dibuka di KEK Tanjung Lesung. Dibangun di atas lahan seluas 1 hektare, Mongolian Culture Center didesain langsung oleh arsitek asal Mongol.
Konsepnya dirancang oleh Duta Besar Mongolia di Indonesia. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan tingkat kualitas dan menjaga otentisitas sehingga para pengunjung dapat merasakan kehidupan ala Mongol yang sebenarnya.
Begitu pun dengan material yang digunakan dalam pembuatan GER – tenda khas Mongol yang identik dengan kehidupan nomadik –, semua diimpor khusus dari negeri asalnya.
Selain dapat merasakan sensasi bermukim di dalam GER, di sini pengunjung juga bisa menikmati dan mempelajari kebudayaan unik Mongol, mulai dari berkuda, memanah, bermain ankle bones games yang disebut Shagai, hingga mencicipi kuliner otentik.
Kapal Belanda yang Karam
Tak hanya di Pulau Panaitan, laut Tanjung Lesung juga memiliki spot-spot pemandangan bawah laut yang cantik untuk diselami. Bahkan, anda juga bisa melihat kapal Belanda yang karam.
Dalam laman resmi Tanjung Lesung, aktivitas penyelaman itu dapat diikuti oleh pemula yang tidak memiliki sertifikasi menyelam maupun para penyelam profesional dan mereka yang menyukai fotografi bawah laut.
Tur ke Gunung Anak Krakatau
Tur tersebut berisi perjalanan mendaki puncak anak Krakatau dengan titik start dimulai dari Beach Club Tanjung Lesung. Setelah mencapai puncak, wisatawan akan menuruni gunung menembus hutan alami hingga mencapai pantai.
Di pantai itu, wisatawan dapat menikmati harinya dengan aktivitas snorkeling atau memancing dan menikmati santap siang di Legon Cabe. Namun, aktivitas ini belakangan tak bisa dilakukan mengingat gunung aktif tersebut terus menerus mengalami erupsi.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement