Ada Tsunami di Anyer, Banyak Tamu Hotel Pilih Pulang Lebih Awal

Saat air pasang masuk ke wilayah pesisir Pantai Anyer di Pandeglang Banten memang sempat terjadi kepanikan warga.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Des 2018, 09:16 WIB
Ilustrasi Hotel di Anyer. (Liputan6.com/Yandhi Deslatama)
Liputan6.com, Jakarta Tsunami yang menerjang di pesisir pantai Pandeglang Banten sempat membuat panik tamu hotel di sekitar wilayah terdampak. Namun saat ini kondisi tersebut perlahan mulai kembali normal.
 
Ketua Harian PHRI Banten, Ashok Kumar mengatakan, saat air pasang masuk ke wilayah pesisir, memang sempat terjadi kepanikan. Bahkan beberapa hotel telah mengungsikan tamunya ke tempat yang lebih aman.
 
 
"Memang sempat terjadi kepanikan. Kalau air itu datang, orang menjadi panik. Namun juga ada juga yang diungsikan. Semua dilakukan," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Minggu (23/12/2018).
 
Dia menjelaskan, sejauh ini, ada tamu hotel yang memilih untuk pulang lebih awal akibat kejadian tersebut. Tetapi banyak yang juga tetap melanjutkan kegiatannya di hotel tempatnya menginap.
 
"Ada yang memang pulang, itu kan tidak bisa kita tahan-tahan. Tapi banyak yang tetap di sini. Bahkan ada yang baru akan datang, mereka telepon dulu kondisinya bagaimana. Dibilang tidak apa-apa, mereka datang," kata dia.
 
Sejauh ini, lanjut Ashok ada hotel yang terkena dampak tetapi ada hotel yang tidak terkena dampak tsunami. Dia pun berharap kondisi segera pulih dan kembali normal.
 
"Itu sebenarnya bukan tsunami, itu air pasang yang tinggi karena dampaknya tidak merata. Ada yang kena, ada yang tidak. Ada banyak hotel di Anyer yang enggak kena juga. Semua lagi himpun. Karena kalau merata pabrik-pabrik juga harusnya kena," tandas dia.
 

Kesaksian Pengunjung saat Tsunami Melanda Pantai Anyer

Ilustrasi tsunami (Pixabay)

Bencana tsunami melanda pantai Anyer di Pandeglang Banten. Hal ini disaksikan salah seorang warga Tangerang, Indira Rezkisari atau Kiki (38) yang sedang berlibur dengan keluarganya di Pantai Anyer.

Dia mengaku mengetahui awal adanya gelombang pasang seperti tsunami sekitar pukul 21.30 WIB. "Waktu itu awalnya denger suara besar bummm, terus lihat di kaca kamar kok banyak air. Saya kira air hujan banjir tapi ternyata enggak,"jelas dia kepada Liputan6.com, Minggu (23/12/2018).

Kiki dan keluarga tinggal di sebuah hotel yang berjarak sekitar 100 meter dari bibir pantai. Saat mengintip dari balik jendela, dia melihat orang yang lokasi menginap sekitar 50 meter dekat bibir pantai tampak berlari menyelamatkan diri.

Ini membuat dia waspada. Kemudian saat tahu ada tsunami, Kiki yang bekerja di salah satu media di Jakarta ini, langsung bersiap dengan keluarga mengungsi dibantu warga sekitar.

Dia pergi ke rumah warga yang sedang berjarak beberapa kilo meter (km) di lokasi yang lebih tinggi.

Saat mengungsi Kiki mengaku melihat di sepanjang jalan banyak puing-puing serta kendaraan yang terparkir sembarangan. "Ada orang nyopir pas air datang. Airnya setinggi kaca mobil dia, CRV," Kiki menambahkan.

Sebelumnya saat di tempatnya menginap, dia juga melihat jika tembok pagar tampak hancur akibat kena terjangan air.

Saat ini Kiki masih mengungsi di rumah warga hingga menunggu transportasi menuju Jakarta.

 

Tonton Video Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya