Liputan6.com, Jakarta - Tsunami Anyer menerjang pantai di Banten, Jawa Barat, dan beberapa daerah di sekitar Selat Sunda, Minggu (22/12/2018). Puluhan orang meninggal dunia, dan ratusan orang luka-luka akibat musibah ini.
Belajar dari bencana gempa dan tsunami yang memang kerap terjadi di Indonesia, bagaimana sebaiknya menyelamatkan diri saat bencana terjadi? Haruskan kita menggunakan kendaraan, seperti mobil dan motor, ataukah jalan kaki dan berlari?
Dijelaskan Sony Susmana, founder SDCI (Safety & Defence Consultant Indonesia), bencana seperti tsunami Anyer datangnya selalu tiba-tiba. Biasanya, selalu ditandai dengan surutnya air di pantai yang berlebihan, sehingga hanya diketahui oleh orang-orang yang ada di sekitar bibir pantai.
Baca Juga
Advertisement
"Pengemudi mobil biasanya tidak tahu akan adanya tsunami tersebut. Menyelamatkan diri nomor 1, tidak boleh panik, tenang, dan cari tempat yang aman sesuai dengan karakter bencana tersebut," jelas Sony saat dihubungi Liputan6.com.
Lanjut Sony, biasakan bepergian atau menyelamatkan diri selalu menghitung orang yang berada di sekitarnya atau yang menjadi tanggung jawabnya, serta utamakan menyelamatkan anak-anak dan wanita.
"Pada kasus seperti tsunami Anyer, lihat, pikirkan dan bertindak dalam hitungan detik. Kalau memungkinkan, arahkan kendaraan ke area yang relatif lebih tinggi, atau menjauh dari sekitar pantai," jelasnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Selanjutnya
Kemudian, lanjutkan dengan berlari ke arah yang lebih tinggi lagi. Pasalnya, dengan area yang lebih tinggi misalkan, memang tidak bisa dilalui dengan kendaraan, misalkan mobil atau motor.
"Pada dasarnya, gunakan kendaraan sebagai alat pelindung untuk escape awal, menuju master point yang dirasa aman sebelum melanjutkan penyelamatan berikutnya," pungkasnya.
Advertisement